KOMPAS.com - Deru suara mesin wahana permainan bersautan bersama suara riang tawa anak-anak di Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari.Â
Pagi itu, minggu pertama bulan Desember 2017, semua tampak baik-baik saja seolah tiada yang peduli bahwa akhir telah menjelang bagi taman hiburan rakyat legendaris yang telah beroperasi selama 32 tahun itu.Â
THR Sriwedari, taman hiburan dan panggung rakyat di pusat Kota Solo yang populer di era tahun 80-an hingga 90-an tersebut resmi menghentikan operasional pada 4 Desember 2017.Â
Alasannya karena masa kontrak sewa lahan yang dijalin dengan Pemerintah Kota Solo telah berakhir dan di akhir tahun 2017 lahan THR Sriwedari harus sudah kosong.Â
Pada era tahun 80-an hingga tahun 90-an nama THR Sriwedari begitu populer di telinga, dan selalu menjadi rujukan warga untuk melepaskan dahaga bermain anak mereka.Â
Selain anak-anak, orang dewasa pun dapat menghabiskan waktu menghilangkan penat di sela rutinitas harian. Panggung hiburan musik digelar hampir setiap malam secara bergiliran mulai dari dangdut, slow rock, hingga musik Koes Plus-an.Â
Penutupan THR Sriwedari mengancam PHK sejumlah karyawan, salah satunya Triyono (55) satpam yang telah bekerja di sana sejak THR Sriwedari pertama dibuka.Â
Memorinya masih ingat benar bagaimana THR Sriwedari itu dibangun dan ia turut membantu dalam proses pembangunan 32 tahun lalu. Ia manjadi saksi lahirnya, masa keemasan dan jatuh bangun sampai dibongkarnya taman hiburan itu.Â
Selama 32 tahun THR Sriwedari telah menemani warga Kota Solo dan akan menjadi sepenggal memori kenangan mereka, "Selamat Tinggal THR Sriwedari, Terima Kasih". ANTARA, MOHAMMAD AYUDHA