MALANG, KOMPAS.com – Ratusan ribu Umat Muslim melaksanakan Shalat Idul Adha 1439 Hijriah di Masjid Jami’ Kota Malang, Rabu (22/8/2018). Kapasitas masjid yang tidak mencukupi membuat jemaah meluber hingga memenuhi Alun - Alun Merdeka yang ada di depan masjid. Tidak hanya itu, jemaah juga memenuhi Jalan Raya Merdeka Barat, Utara dan Selatan serta sebagian Jalan Jenderal Basuki Rahmat.
Pelaksanaan shalat hari raya di Masjid Jami’ menjadi simbol kehidupan toleransi antar agama di Kota Malang. Sebab, sebagian jemaah melaksanakan shalat tepat di depan bangunan Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel serta Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus.
Dua gereja itu berdiri tidak jauh di sebelah utara masjid. Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel ada di Jalan Merdeka Barat dan hanya berjarak sekitar 15 meter dari masjid. Sedangkan Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus berada di Jalan Basuki Rahmat yang berjarak sekitar 100 meter dari masjid.
Plt Wakil Kota Malang, Sutiaji berharap, moment Idul Adha ini bisa mempererat persatuan bangsa. Apalagi, pelaksanaan Idul Adha bertepatan di Bulan Agustus. Bulan saat Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya, yakni pada 17 Agustus 1945.
“Tahun ini mungkin lebih spesial karena berkenaan dengan 17 Agustus. Nilai - nilai pengorbanan yang dicontohkan oleh para pejuang kita. Hubbul wathan minal iman. Cinta tanah air bagian dari iman,” katanya.
Selain itu, Sutiaji juga mengingatkan pentingnya menyaring informasi. Sebab di era banjir informasi ini, banyak konten hoaks yang dapat menyebabkan perpecahan.
“Musuh kita bukan penjajah, musuh kita bukan terang – terangan. Musuh kita adalah budaya, musuh kita adalah era informasi ini. Banyak informasi – informasi mudah masuk dan kita kadang tidak mampu menyaring dan klarifikasi langsung kebenaran informasi itu. Jika hal itu mampu membuat perpecahan, maka sesungguhnya musuh kita lebih barat dan dahsyat dari penjajahan itu,” katanya.