MATARAM, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat menerima laporan sementara korban meninggal dunia akibat gempa bumi bertambah menjadi lima orang. "Laporan sementara yang kami terima korban meninggal dunia lima orang.Â
Namun kami belum memperoleh data identitas para korban yang meninggal dunia tersebut," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD NTB Agung Pramuja, sebagaimana dikutip Antara, Minggu (29/7/2018).Â
Data sementara, identitas korban meninggal dunia adalahÂ
1. Sandi (20) di Sambik Elen, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara.Â
2. Siti Nur Ismawida (30), warga Malaysia di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.
Tiga korban meninggal dunia belum diketahui identitasnya. Satu jenazah warga Kokok Putek, masih diurus di Puskesmas Sembalun.Â
"Dua korban meninggal dunia ada di Obel-Obel, Kecamatan Sambalia, tapi kami belum dapat identitasnya. Baru laporan sementara," kata Agung, yang mengaku masih terus berkoordinasi dengan tim BPBD Kabupaten/kota yang terdampak gempa bumi.Â
Gempa bumi berkekuatan 6,4 pada Skala Richter (SR) mengguncang Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, NTB, Minggu, pukul 06.47 WITA, namun tidak berpotensi tsunami.Â
Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan pusat gempa bumi tersebut pada koordinat 8,4 lintang selatan, dan 116,55 bujur timur.Â
Lokasi gempa terjadi di darat pada jarak 47 KM arah Timur kota Mataram, ibu kota Provinsi NTB, pada kedalaman 24 KM.Â
Hingga berita ini diturunkan, gempa bumi susulan masih dirasakan warga Kota Mataram, sekitar pukul 09.55 WITA.Â
"Itu sudah kesekian kalinya. Untuk sementara, lebih baik di luar rumah bersama anak-anak, khawatir sewaktu-waktu gempa kembali terjadi," kata Zuhriatul, salah seorang warga Kelurahan Kebon Sari, Kota Mataram.Â
Sebelumnya guncangan keras selama 10 detik membuat warga di Lombok dan Kota Mataram, NTB panik dan berhamburan keluar rumah dan berlindung di jalan, lapangan dan tanah kosong untuk menghindari bangunan roboh.Â
Para wisatawan di Bali juga merasakan gempa dengan guncangan sedang hingga keras dan sebagian segera keluar untuk menghindari kemungkinan bangunan roboh.Â
Data sementara menyebut beberapa bangunan roboh di Kecamatan Sambelia dan Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur, dan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara.Â
Gempa yang terjadi akibat akivitas Sesar Naik Flores ini disebutkannya tidak berpotensi tsunami, namun gempa susulan terus berlangsung dengan intensitas gempa yang lebih kecil.Â
Hingga pukul 08.09 WIB telah terjadi 43 gempa susulan dengan gempa susulan paling kuat adalah 5,7 SR.Â
Gempa dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Sumbawa Besar, Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja, Gianyar dan beberapa wilayah di Bali. BAMBANG PRIYO JATMIKO