KOMPAS.com - Kala menunjukkan pukul 23.00, setibanya di lapangan pos pertama sebelum pendakian ke kawah Ijen, Banyuwangi.Â
Ratusan pendaki muda hingga tua memadati pos pertama untuk mendaftarkan diri sebelum pendakian.
Udara dingin menusuk hingga tulang, sejumlah pendaki memeriksa perlengkapan di warung kopi sebelum menginjakkan kaki menuju puncak Ijen.Â
Puncak Gunung Ijen memiliki ketinggian 2.443 mdpl bisa di tempuh dengan waktu 2 jam perjalanan.
Saat memasuki gerbang pos pendakian, terdengar suara nyaring dari sejumlah penambang yang mengajak para pendaki untuk menggunakan jasa 'Taksi Pendakian Ijen'.
Taksi ini bukan mobil atau motor namun berupa troli atau gerobak yang biasa digunakan untuk membawa belerang.
Troli ini merupakan alat angkut menyerupai gerobak yang memiliki dua roda di kanan dan kiri, troli ini digunakan dengan cara mendorong dengan panjang bervariasi, di bagian belakang terdapat dua besi sebagai alat kemudi.
Sebagian penambang yang sedang rehat membuka jasa tersebut untuk memudahkan sejumlah pendaki yang kelelelahan mencapai puncak gunung Ijen.Â
Tarif taksi pendakian Ijen tidaklah murah, harga yang ditawarkan untuk mendaki dengan troli sekitar Rp 800 ribu per orangnya untuk pendaki atau wisatawan domestik, sementara untuk pendaki asing dikenakan biaya Rp 1,2 juta dikarenakan medan yang menanjak dan dibutuhkan sekitar tiga hingga empat orang untuk menarik taksi tersebut.
Sejumlah penambang belerang mengakui membuka jasa taksi tersebut untuk mencari uang tambahan saat belerang sedikit atau kawasan tambang diliburkan.
Bagi para pendaki maupun wisatawan yang ingin tidak terlalu lelah saat menikmati keindahan Blue Fire di kawah Gunung Ijen, keberadaan taksi ini menjadi solusi. ANTARA FOTO, M AGUNG RAJASA