KOMPAS.com - Mama Hasria (46), warga desa di Tinambung, Sulawesi Barat, harus mengarungi sungai dengan berenang hingga empat kilometer demi memperoleh air bersih.
Di tengah terik matahari yang menyengat, Hasria berenang dengan sekitar 200 jeriken kosong yang diikat ke punggungnya.
Tak hanya Hasria, jerih payah itu juga dilakukan oleh sejumlah warga lainnya dan menjadi perjalanan rutin mereka sehari-hari.
Semua perolehan air yang didapat dengan susah payah itu dijual kembali oleh Hasria bagi warga yang tak sanggup memikul jeriken dari sungai ke rumahnya.
Meski kualitas air sungai yang belum memenuhi syarat, ditambah pengambilan air yang hanya menggunakan saringan, namun sebagian dari wilayah Tinambung, masyarakatnya masih menggunakan sungai sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari.
Pasalnya, letak Tinambung di dataran tinggi membuat akses rumah tangga terhadap air bersih masih belum tersebar secara merata. DNO, AFP