JAKARTA, KOMPAS.com - Pameran Wayang Potehi, digelar di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (3/5/2018).
Pameran ini digelar sebagai bagian dari penghargaan 35 Bentara Budaya yang diberikan kepada 7 tokoh pada 26 September 2017.
Salah satu penerima penghargaan tersebut adalah Toni Harsono alias Tok Hong Lay (46) dari Kecamatan Gudo, Jombang, Jawa Timur, yang tekun merawat dan menghidupkan kembali wayang potehi.
Wayang Potehi sempat "mati suri" selama 30 tahun di ranah seni pertunjukan di Indonesia. Seni budaya yang dibawa oleh perantau Tionghoa ke Nusantara sekitar abad ke-16 itu mulai muncul kembali sekitar tahun 1998.
Toni salah satu yang mewarisi, merawat dan menghidupkan wayang potehi dari pendahulunya. Toni memulai aktivitasnya di Kelenteng Hong San Kiong di Desa Gudo, arah barat daya Kota Jombang.
Kelenteng ini sejak awal abad 20 dikenal sebagai “pusat“ Wayang Potehi.
Pada masanya, di Gudo dikenal dalang Wayang Potehi tersohor bernama Tok Su Khwei, yang tak lain adalah kakek dari Toni. Keterampilan mendalang itu menurun ke ayah Toni yaitu Tok Hong Kie, dan kemudian berlanjut ke Toni.
Tiga generasi tersebut secara turun temurun dalam rentang waktu lebih dari 100 tahun ikut menghidupkan wayang potehi. Berkat ketekukan dan kecintaan mereka, wayang potehi bertahan di tengah gelombang sejarah, dan arus perubahan zaman.
Generasi hari ini bisa mengenal wayang potehi sebagai bagian dari seni pertunjukan yang selama ratusan tahun tumbuh di negeri ini. Ia menjadi bagian dari wajah kebudayaan di Indonesia. BENTARA BUDAYA JAKARTA