ACEH BESAR, KOMPAS.com - Satu ekor gajah Sumatera (Elephas masimus sumatranus) terlatih yang selama ini ditempatkan di Conservation Response Unit (CRU) Mila, Kabupaten Pidie terpaksa harus diinfus karena kondisinya mengalami sakit dan lemas.
Hal itu dikatakan Rosa Rika Wahyuni, Tim Dokter dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh kepada wartawan , Kamis (13/09/18), saat ditemui di PLG Saree.
“Gajah ini harus mendapatkan penangan medis karena kekurangan cairan, sudah beberapa hari tidak makan dan minum,” kata dia.
Untuk mendapat penanganan secara intensif di Pusat Latihan Gajah (PLG) Sare, gajah jantan berusia sekitar 30 tahun itu terpaksa harus dievakuasi ke PLG Saree sejak Rabu (12/09/18) malam.
Gajah jantan jinak tersebut selama ini menjadi ranger untuk patroli dan penggiringan kawanan gajah liar saat turun ke ladang dan pemukiman warga di Kabupaten Pidie
“Gajah ini kemarin malam sampai ke PLG Sare, karena setelah kita lakukan penanganan selama beberapa waktu di CRU Mila tidak ada perkembangan, jadi biar penanganan medis maksimal dan dapat selalu dipantau kami evakuasi ke PLG Sare,” katanya.
Menurut Rosa, gajah jantan terlatih yang diberi nama Andi dengan bobot tubuhnya 3,4 ton ini setiap hari harus diberikan carian infus minal 130 botol per hari serta obat-obatan sportif untuk mengembalikan kondisinya agar kembali normal.
“Harapan kami dengan penanganan yang maksimal selama beberapa hari ini, kondisi Andi dapat segera pulih dan normal kembali, karena sudah beberpa hari tidak mau makan dan minum, kemudian saat buang air besar keluar darah,” jelasnya. KONTRIBUTOR KOMPAS TV ACEH, RAJA UMAR