JAKARTA, KOMPAS.com - Kenny Wang, pelatih balet yang khusus datang dari Taiwan dengan sabar mengarahkan dan memperbaiki gerakan murid-murid Cicilia Ballet School di kawasan Kemanggisan Ilir, Jakarta Barat, Minggu (16/9/2018) siang.
Mereka khusyuk berlatih untuk menghadapi Bandung International Dance Competition, ajang kompetisi yang diikuti ratusan penari terbaik dari dalam dan luar negeri.
Ade Setiowibowo, wanita paruh baya, pendiri sekaligus pelatih Cicilia Ballet School terlihat tampak mendampingi Kenny. Sesekali ia turut mengomentari gerakan murid-muridnya yang salah.
Satu persatu koreografi berjudul Togetherness, Butterflies, Avenoya, dan Little Sister yang akan dibawakan dalam pertandingan dicoba dimainkan bahkan dalam kostum yang akan merekan kenakan.
“Tidak ada sesuatu yang sempurna, tapi kita berlatih untuk bisa mendekati sempurna”, ujar Kenny menyemangati anak-anak Cicilia Ballet School.
Kecintaan pada balet
Kecintaan Ade Setiowibowo pada balet sejak kecil membuat anak kedua dari lima bersaudara ini pernah mengasah kemampuan baletnya di Rambert Ballet School, Inggris, selama enam tahun.
Awalnya Cicilia Ballet School yang ia dirikan sejak 36 tahun lalu hanya memiliki 10 orang murid. Namun, kegigihan Ade Setiowibowo agar balet populer dan diterima di Indonesia yang menghantarkan perjalanan sekolah baletnya hingga memiliki 10 cabang di Jakarta dan sekitarnya.
Prestasi demi prestasi diraih Cicilia Ballet School. Tepat empat tahun setelah didirikan tepatnya pada 1986 pertama kalinya sekolah balet ini meraih penghargaan peringkat kedua di ajang 1st Ballet Festival.
Terakhir pada April 2018 tiga medali emas diraih pada ajang kompetisi menari di Bangkok, Thailand. (KP)