JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Saut Situmorang mengatakan, KPK akan mengawal kasus tewasnya La Randi dan Muhammad Yusuf Kardawi hingga pelakunya terungkap.
Yusuf dan Randi merupakan mahasiswa Universitas Halu Oleo yang tewas dalam aksi demonstrasi menolak Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan revisi UU KPK di Gedung DPRD Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9/2019) lalu.
"Of course, ini bukan kompetensi kami, karena ini di luar isu tindak pidana korupsi. Tetapi ada beban moral yang besar yang harus dijaga oleh KPK, kemudian mengawal kasus ini untuk kemudian ditemukan siapa pelakunya," kata Saut di Gedung Merah Putih KPK, Kamis (12/12/2019).
Hal itu disampaikan Saut usai bertemu keluarga Randi dan Yusuf yang beraudiensi dengan pimpinan KPK untuk mengadukan lambatnya penanganan kasus tewasnya Randi dan Yusuf.
Saut menuturkan, KPK memandang Randi dan Yusuf sebagai pahlawan karena telah ikut berjuang menolak revisi UU KPK yang dinilai bakal melemahkan lembaga antirasuah itu.
Saut menambahkan, tewasnya Randi dan Yusuf baru sebagian kecil dari apa yang harus diperjuanglan dalam memberantas korupsi di Indonesia.
"Ini hanya mozaik kecil dari mozaik besar yang dilakukan terhadap secara keseluruhan sebenarnya dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Oeh sebab itu, akan jadi hal yang sangat tidak adil kalau KPK tidak memberi apresiasi," ujar Saut.
Sementara itu, orangtua Randi, La Sali, mendesak aparat untuk mengungkap penyebab tewasnya Randi dan Yusuf serta memberikan pelaku hukuman yang setimpal.