BANTEN, KOMPAS.com - Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan sejumlah pengecekan di Laboratorium Terbuka BMKG di Serang, Banten, dalam mengantisipasi dampak Topan Phanfone yang melintasi Laut China Selatan, Sabtu (28/12/2019).
Siklon tropis Phanfone yang menerjang Filipina itu dilaporkan turut memperburuk kondisi cuaca di Indonesia.
Seperti dilansir Antara, BMKG merilis peringatan Waspada Cuaca Ekstrem pada 28-30 Desember 2019, ditandai hujan lebat disertai petir dan angin kencang serta gelombang tinggi yang diprediksi terjadi di Sumatera, Jawa, Banten, Kalimantan serta Nusa Tenggara.
Topan Phanfone yang bergerak dengan kecepatan mencapai 200 km per jam dilaporkan telah melanda sejumlah kawasan di Filipina, memporak-porandakan sejumlah bangunan dan menyebabkan korban meninggal.
Sebagai informasi, siklon tropis ini menimbulkan dampak yang sangat besar pada tempat-tempat yang dilaluinya karena ukurannya yang sangat besar, serta angin kencang dan gumpalan awan yang dimilikinya.
Dampak ini bisa berupa angin kencang, hujan deras berjam-jam, bahkan berhari-hari yang dapat mengakibatkan terjadinya banjir, gelombang tinggi, dan gelombang badai (storm surge).