JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Kelompok Jaringan Muda Setara menggelar aksi solidaritas bagi atlet senam lantai, SA (17), yang dicoret dari pemusatan latihan nasional (pelatnas) SEA Games karena dituduh tak perawan.
Pada aksi yang digelar saat car free day di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (8/12/2019) itu, massa menuntut agar pelatih yang memulangkan SA meminta maaf dan negara melakukan pemulihan terhadap nama korban.
Diberitakan sebelumnya, SA, atlet senam proyeksi Sea Games asal Kediri, Jawa Timur, gagal berangkat mengikuti ajang olahraga besar yang berlangsung di Filipina itu.
Tudingan yang menyangkut privasi seseorang itu menurut Ayu Kurniawati, ibu SA, sungguh membuatnya dan keluarga terpukul, serta mempengaruhi masa depan SA yang masih panjang.
Ayu menceritakan, awal masalah ini terjadi pada 13 November 2019 yang lalu, seusai SA sebagai atlet pelatnas mendapatkan vaksin persiapan berangkat ikut Sea Games.
Saat itu, Ayu menerima telepon dari tim pelatih untuk segera menjemput SA di pemusatan pelatnas Persani yang ada di Gresik. Di tempat ini, selama ini SA mengikuti latihan senam.
Melalui sambungan telepon itu pula, masih kata Ayu, pihak pelatih menyampaikan alasan yang menyebabkan SA dianggap tidak layak mengikuti pelatihan lagi.
Alasannya, berkenaan indisipliner serta soal keperawanan. Soal keperawanan ini, menurut Ayu, juga disampaikan asisten pelatih yang menemuinya saat penjemputan SA di Gresik.
Beberapa hari seusai penjemputan itu pihak keluarga menyampaikan kesiapan tes keperawanan secara medis kepada pelatih.
Setelah menyampaikan kesanggupan tes itu, Ayu mengatakan, SA sempat diperbolehkan kembali berlatih dan bahkan dinyatakan tidak dibebani lagi soal tes itu.