JAKARTA, KOMPAS.com - Pendistribusian logistik Pemilu 2019 yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk wilayah terpencil atau pedalaman harus dilakukan dengan berbagai cara dan upaya.
Di beberapa wilayah, pendistribusian tak bisa dilakukan menggunakan alat transportasi seperti kendaraan roda dua maupun roda empat karena trayek yang dilalui adalah jalan setapak atau harus melewati sungai dan hutan belantara.
Seperti yang terjadi di Papua, Sabtu (13/4/2019), pengiriman logistik dilakukan menggunakan helikopter untuk dikirim ke sejumlah distrik. Para petugas lepas landas dari Bandara Wamena, Jayawijaya.
Logistik pemilu tersebut didistribusikan lewat udara untuk menjangkau Kabupaten Yalimo, yakni ke distrik Welare dan Benawa.
Ada pula pengiriman logistik pemilu ke dua desa terpencil di kaki Pegunungan Meratus, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, yang menggunakan jasa pengangkut barang (porter), Minggu (14/4/2019).
Para porter bahkan harus menyeberangi sungai saat menuju Desa Aing Bantai dan Desa Juhu di Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang aksesnya hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki dalam waktu dua hari.
Selain itu, ada juga distribusi logistik pemilu ke kawasan Taman Nasional Meru Betiri Dusun Bandealit, Desa Andongrejo, Tempurejo, Jember, Jawa Timur, yang dilakukan dengan memakai tenaga kuda, Senin (15/4/2019).
Pengiriman logistik ke tempat pemungutan suara (TPS) nomor 20 di dusun itu harus dilakukan dengan bantuan kuda karena akses ke lokasi hanya jalan setapak yang berlumpur saat hujan dan menanjak serta tidak bisa dilalui kendaraan bermotor. DINO OKTAVIANO
Sumber: Antara Foto