KOMPAS.com - Meski belum sepenuhnya pulih, warga terdampak bencana tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, tampak semangat dan antusias menjalani ibadah Ramadhan.
Semangat ini bahkan telah terasa sejak sebelum memasuki Ramadhan.
Sebelumnya pada Sabtu (4/5/2019), warga beramai-ramai mengikuti pawai obor. Selain menjadi kegiatan rutin menjelang Ramadhan, pawai yang diikuti ratusan umat muslim itu bertujuan untuk memberi semangat kepada masyarakat usai dilanda bencana.
Sehari setelahnya, warga pengungsi korban bencana gempa dan tsunami di Palu melaksanakan shalat tarawih pertama, Minggu (5/5/2019).
Meski menggunakan tempat ibadah sementara, mereka tetap antusias menjalani ibadah pada satu malam menjelang Ramadhan 1440 Hijriah itu.
Pada hari pertama puasa, Senin (6/5/2019), warga menunggu waktu berbuka puasa atau yang biasa disebut ngabuburit di sekitar Masjid Terapung, Palu, yang rusak akibat gempa dan tsunami.
Sejumlah lokasi bekas terdampak bencana gempa dan tsunami di Pantai Teluk Palu ramai dikunjungi warga yang datang untuk ngabuburit sambil menikmati matahari terbenam.
Antusiasme juga terlihat dari wajah anak-anak yang menyiapkan tempat berbuka puasa di Situs Cagar Budaya Masjid Al Amin atau biasa dikenal Masjid Tua Wani di Desa Wani, Kabupaten Donggala, Jumat (10/5/2019).
Masjid yang dibangun pada tahun 1906 dan tetap kokoh meski terdampak gempa dan tersapu gelombang tsunami pada 28 September 2018 itu ramai dikunjungi masyarakat di bulan Ramadhan terutama saat berbuka puasa. DINO OKTAVIANO