KOMPAS.com - Bencana banjir dan longsor di Bengkulu sedikitnya telah menyebabkan 30 orang meninggal dunia dan 13 orang lainnya dikabarkan hilang.
Imbas bencana, sejumlah permukiman terpantau terendam lumpur dengan ketinggian 30 hingga 50 sentimeter.
Sekitar 12.000 warga mengungsi karena kediaman mereka tak bisa lagi dihuni setelah diterjang banjir.iterjang banjir.
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengungkapkan 4 hal penyebab banjir dan longsor yang menerjang wilayahnya.
"Pertama, persoalan di daerah hulu sungai. Kedua, daerah aliran sungai (DAS). Ketiga, daerah hilir sungai. Keempat, daerah resapan air (DRA)," kata Rohidin, pada acara pembukaan Rakor Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) Provinsi Bengkulu 2019, di Hotel Santika Bengkulu, Selasa (30/4/2019).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, terdapat 554 unit rumah rusak berat, 160 rusak sedang, dan 511 rusak ringan.
Selain itu, sebanyak 15 fasilitas pendidikan, 3.000 hektar lahan pertanian, serta jaringan listrik ikut terdampak.
Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu Nopian Andusti menyebutkan, status bencana daerah akibat banjir dan longsor ditetapkan selama tujuh hari terhitung sejak 27 April hingga 4 Mei 2019.
"Status tanggap darurat terhitung Sabtu 27 April 2019 hingga Sabtu 4 Mei 2019, atau selama tujuh hari ke depan. Ini masih bisa diperpanjang," kata Nopian, di posko bantuan dan penanganan bencana banjir dan longsor Provinsi Bengkulu, BPBD Provinsi Bengkulu. FIRMANSYAH, DEVINA HALIM