PURI, KOMPAS.com - Siklon Fani yang menjadi salah satu badai terbesar dari Samudera Hindia menghantam wilayah pesisir timur India pada Jumat (3/5/2019).
Diwartakan kantor berita AFP, siklon yang membawa angin dengan kecepatan hingga 180 km/jam itu menumbangkan pepohonan, menghancurkan kios makanan, dan memadamkan aliran listrik serya air.
Siklon berjuluk monster itu akan membawa gelombang badai berbahaya bagi dataran rendah yang berisiko banjir.
Dalam beberapa hari terakhir, pihak berwenang telah mengevakuasi lebih dari 1 juta orang karena ancaman kemungkinan gelombang setinggi 1,5 meter.
Pasukan Tanggap Bencana Nasional India (NDRF) berupaya untuk menyingkirikan pohon dan cabang yang tumbang agar tidak melukai warga ketika angin kencang kembali melanda.
Para ahli meteorologi memperingatkan tentang potensi kehancuran total pada rumah-rumah beratap jerami, tiang listrik, dan jaringan komunikasi.
Sekitar 3.000 tempat pengungsian di sekolah dan gedung pemerintah telah didirikan untuk menampung lebih dari 1 juta penduduk di Odisha.
Lebih dari 100.000 paket makanan kering siap disalurkan apabila diperlukan.
Sementara itu, sekitar 200 perjalanan kereta di sepanjang rute pesisir dibatalkan. Ada tiga kereta khusus yang beroperasi dari Puri untuk mengevakuasi wisatawan dan para peziarah.
Puri merupakan kota suci Hindu yang merupakan tuuan wisata di pantai yang menarik jutaan pengunjung setiap tahun.
Penerbangan juga telah dibatalkan dan pelabuhan ditutup. Meski demikian, Angkatan Laut India mengirim enam kapal perang ke wilayah terdampak.
Seorang warga bernama Krishna Chandra Sahu membawa 7 anggota keluarganya menginap di hotel di luar kota untuk menghindari badai.
"Kami tidak merasa rumah kami aman sehingga datang ke sini," katanya.
"Kami hanya akan tinggal sampai badai berlalu. Kami tidak takut tetapi kami merasa lebih aman di sini," imbuhnya.
Siklon Fani diperkirakan akan meluncur ke timur laut ke negara bagian Benggala Barat dan menuju Bangladesh.
Di Bangladesh, Kepala Manajemen Bencana Mohammad Hashim mengatakan lebih dari 4.000 tempat pengungsian telah dibuka di 19 distrik pesisir. VERONIKA YASINTA