JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG) terus menunjukkan tren positif dalam sepekan terakhir. Terutama jelang dan pasca putusan Mahkamah Konstitusi atas sengketa Pemilihan Presiden 2019. Terlebih lagi Komisi Pemilihan Umum telah menetapkan presiden dan wakil presiden terpilih, yakni petahana Joko Widodo dan Maruf Amin, Minggu (30/6/2019).
Pada perdagangan Senin (1/7/2019), IHSG dibuka pada 6.381,18 naik 22,56 poin dibandingkan penutupan perdagangan Jumat lalu.
Di hari sebelum putusan MK dibacakan, pada pembukaan perdagangan Kamis (27/6/2019) pagi, IHSG bertengger di level 6.325. Nilainya menguat 0,24 persen atau 15,4 poin.
Sementara pada pembukaan Jumat pagi berada di level 6.374, menguat 0,35 persen atau 22,21 poin
Kenaikan IHSG sebelumnya sudah diprediksi oleh pelaku pasar modal.
Presiden Direktur PT Kresna Graha Investama Michael Steven optimistis pasar merespons positif atas putusan MK tersebut.
Menurut dia, putusan tersebut menimbulkan kepastian pasar ke depan, terlepas dari siapa yang memenangkan Pilpres. Sebab, di tahun politik ini, investor cenderung menunggu situasi politik stabil sebelum bergerak agresif di pasar modal.
"Setelah ini kita bullish, saham bakal terbang," ujar Michael.
Sementara itu, Direktur BEI Laksono Widodo mengatakan, hal ini menandakan pasar merespons putusan tersebut dengan positif. Menurut dia, pasar menyambut baik bukan karena hasil pilpresnya, melainkan kepastian yang diberikan.
Selama ini, investor membaca gelagat dan menjaga diri, takut situasi politik yang panas berimbas pada pasar. Dengan putusan final dari MK, setidaknya pasar sudah bisa memprediksi iklim ekonomi ke depannya.
"Ada satu unsur ketidakpastian yang terlewati," kata Laksono.
Namun, putusan MK sebenarnya hanya salah satu dari faktor yang membuat IHSG anteng di zona hijau. Menurut Laksono, faktor eksternal lainnya memiliki dampak lebih besar terhadap pasar saham, termasuk dari luar negeri.
"Kondisi ekonomi makro punya dampak signifikan daripada politik. Trade balance lebih berdampak ke indeks daripada pemilu," kata Laksono. AMBARANIE NADIA KEMALA MOVANITA