JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Pemeliharaan Waduk Pluit Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum mengatakan, tebalnya lapisan sedimen lumpur mengakibatkan pengerukan harus dilaksanakan berbulan-bulan.
Menurut Ika, pengerukan sudah dilaksanakan sejak akhir April 2019.
"Tadinya kami mau (pengerukan) sampai bulan Juli, cuma kayaknya mau kami perpanjang maksimal sampai Oktober (atau) November lah," ucap Ika di Waduk Pluit, Jakarta Utara, Jumat (14/6/2019).
Saat ini, sebanyak 13 unit alat berat dikerahkan untuk mengeruk sedimen-sedimen lumpur yang mengendap di dasar waduk.
Sebanyak 11 unit diantaranya digunakan untuk mengeruk lapisan sedimen di tengah waduk, satu unit untuk mengangkut sedimen ke permukaan, sementara satu lainnya difungsikan sebagai cadangan.
"Ini mau persiapan mau penambahan alat lagi. Ditambahkan lagi karena luasan area dan untuk mempercepat pekerjaan," ujarnya.
Percepatan dilakukan guna mengantisipasi cuaca di wilayah DKI Jakarta yang mulai ditutupi awan mendung.
Sebelumnya, Pemprov DKI mengeruk sedimen lumpur dan sampah di Waduk Pluit.
Ika mengatakan, pihaknya sengaja mengosongkan air Waduk Pluit sehingga kini terlihat dangkal. Ika memastikan, pengosongan yang dilakukan telah sesuai prosedur.
Sembari mengosongkan waduk, pihaknya mengeruk sedimen yang ada agar kapasitas waduk cukup besar ketika harus menampung hujan. JIMMY RAMADHAN AZHARI