JAKARTA, KOMPAS.com - Artis peran Adipati Dolken mengaku mendapatkan kebebasan dalam memerankan Hardo, tokoh utama dalam film yang diadaptasi dari novel karya Pramoedya Ananta Toer berjudul Perburuan.
Meski demikian, Adipati tidak akan keluar dari pakem-pakem cerita yang ada dalam novel tersebut.
"Dibebasin, tetapi dengan struktur yang kita enggak lepas dari novel. Karena memang ini, kan, fiktif dan secara creativity kita dibebasin melakukan apa pun," kata Adipati saat berkunjung ke redaksi Kompas.com di Menara Kompas, Palmerah Selatan, Jakarta Barat, Selasa (6/8/2019).
"Tapi ada garis yang enggak bisa kita lewati karena ini karya besar Pak Pram," ujarnya.
Adipati harus banyak berdiskusi dengan sang sutradara, Richard Oh untuk membangun karakter Hardo.
"Koh Rochard mention itu kasih tahu strukturnya saja, dia mau karakter Hardo seperti ini. Lebih kental bahasanya, lebih berat lagi, jadi Hardo ini, kan, dicari semua orang," ucap Adipati.
Bahkan, Adipati mengusulkan beberapa perubahan fisik ketika dirinya memerankan Hardo.
"Malah gue juga ngajuin gue enggak mau pakai sandal pas syuting. Jenggot tuh gue juga yang ngajuin sebenarnya, brewok juga," tutur bintang film Posesif itu.
"Rambut gondrong dia (sutradara) bilang, 'tahan, jangan dipotong'. Cuma gue bilang tambahin brewok saja biar berubah," ujar Adipati.
Film Perburuan mengisahkan tentang Hardo, seorang tentara PETA yang menjadi buruan tentara Jepang.
Selain Adipati, sejumlah pemain yang terlibat adalah Ayushita sebagai Ningsih, Ernest Samudra sebagai Dipo, Khiva Ishak sebagai Karmin, dan Michael Kho sebagai Shidokan.
Film Perburuan dijadwalkan tayang di bioskop-bioskop Indonesia pada 15 Agustus 2019. IRA GITA NATALIA SEMBIRING