JAKARTA, KOMPAS.com - Beragam kegiatan dilakukan penghuni rumah susun (rusun) Marunda, Jakarta Utara. Salah satunya adalah membatik, yang sudah mulai dilakukan sejak 2013.
Membatik menjadi salah satu kegiatan yang digemari para ibu di rusun itu. Mereka membatik setelah menyelesaikan kegiatan harian mereka di rumah.
Dari pantauan Kompas.com yang berkunjung ke komunitas batik marunda, Rabu (1/7/2020), kegiatan membatik berpusat di ruangan seluas 4x12 meter. Ruangan tersebut memang disiapkan untuk kegiatan membatik.
Corak batik Marunda memiliki beberapa variasi motif yang menjadi keunikan tersendiri sebagai daya jualnya. Motif tersebut diantaranya motif kembang kelapa, kepala kenari, topeng, bunga flamboyan, bebek menari, ombak marunda, bulus teratai dan beberapa jenis motif lainnya.
Pada masa pandemi Covid-19, komunitas ini berinisiatif membuat masker bercorak batik.
Proses pembuatan masker yang bermotif batik dilalui dengan pemotongan kain, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan motif, lalu canting, pewarnaan batik, penjemuran dan terakhir proses penjahitan masker lalu kemudian masker tersebut siap dipasarkan.
Dalam satu hari, komunitas tersebut dapat memproduksi sebanyak 250 buah masker dengan berbagai motif khas batik Marunda. Pengerjaan dilakukan dari jam 9 pagi ke jam 5 sore.
Sejak virus Covid-19 mewabah, komunitas ini mulai memproduksi masker sejak sebulan yang lalu dan kemudian didistribusikan untuk dijual kembali ke pasaran. Masker-masker tersebut dibanderol dengan harga seratus ribu rupiah per masker.