BOGOR, KOMPAS.com – Di Amerika ada nama besar produsen pembuat miniatur pesawat, Pacmin yang disupport Boeing, lalu di Australia ada Hobbyco. Di Indonesia punya Anglo Indonesian Aircraft Models, meski skalanya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tak sebesar Pacmin dan Hobbyco.
Meski tergolong UMKM namun produk miniatur pesawat buatan Anglo Indonesian Aircraft Models sudah mendunia.
Berbagai miniatur pesawat milik maskapai penerbangan asing seperti Etihad, Emirates, Jazeera, Qantas, dan All Nippon Airways pernah dibuat oleh perajin miniatur pesawat di Cibonong, Kabupaten Bogor ini.
Selain pesanan dari maskapai penerbangan, miniatur pesawat buatan Anglo Indonesian Aircraft Model milik Marison juga diekspor ke beberapa negara seperti Australia, Jepang, Inggris, Belanda, Dubai, dan Swiss.
"Dua tahun lalu kami masih rutin melayani supplay ke Belanda. Di sana ada toko Aviation Megastore yang pesan miniatur di sini,” ujar Marison.
Marison mengaku menekuni usaha ini sejak 30 tahun yang lalu berawal dari hobinya pada pesawat.
Awalnya ia mencoba membuat sendiri miniatur pesawat. Seiring perkembangan usahanya, kini Marison yang menjalankan usaha dengan Nur Hayati, istrinya memiliki 25 orang karyawan.
“Awalnya hobi pesawat karena kebetulan tinggal di Halim Perdanakusuma, bikinlah miniature pesawat,” tegas pria kelahiran Bengkulu ini.
Di musim pandemi permintaan miniature pesawat banyak datang dari perusahaan jasa pengiriman barang atau cargo. DHL, Cardic Air, dan Polar adalah sebagian perusahaan cargo yang memesan miniatur pada Marison.
Dalam sebulan workshop milik Marison mampu membuat 100 hingga 200 miniatur pesawat berbahan fiber. Sebuah miniatur pesawat dijual seharga Rp.250.000 hingga Rp. 50 juta tergantung skalanya.