KOMPAS.com - Pangan menjadi faktor penting dalam kehidupan. Seluruh negara pun menaruh perhatian khusus pada ketahanan pangan masing-masing.
Hari ini, seluruh dunia memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS) yang jatuh tiap 16 Oktober.
Sejarah peringatan HPS bermula dari konferensi FAO ke-20, November 1976 di Roma, yang memutuskan untuk dicetuskannya resolusi No 179 mengenai World Food Day.
Kompas.com berkesempatan mengunjungi Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Gondangdia dan Lombok Farmhouse di kawasan Gondangdia dan Menteng, Jakarta, Jumat (16/10/2020), untuk melihat proses rawat dan panen tanaman dengan sistem hidroponik dalam rangka HPS.
Sebuah lahan hijau tampak mencolok di antara dinding-dinding bangunan di sekitarnya. Berbagai jenis tanaman tumbuh di sana, ada kangkung, pakcoy, sawi, bayam, sereh, hingga lidah buaya.
Terlihat pekerja sedang memanen sawi pakcoy dan kangkung diiringi deru kereta rel listrik yang melintas di kawasan RPTRA. Panen dilakukan setiap 2 bulan sekali.
Yang menjadi prioritas sistem hidroponik adalah penanaman sayur, karena sayur setiap hari dibutuhkan masyarakat.
Hendra sebagai Duta Pertanian Perkotaan DKI Jakarta mengatakan, media tanam hidroponik memiliki berbagai keunggulan di antaranya masa panen tergolong cepat dan tidak membutuhkan lahan yang luas.
Tak hanya itu, kata dia, kualitas sayuran yang dihasilkan juga sangat baik.
Konsep tanaman dengan sistem hidroponik ini diharapkan bisa diimplementasikan masyarakat Jakarta karena tidak memerlukan lahan yang luas.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas KPKP memang sedang gencar melakukan program pertanian perkotaan (urban farming) dengan konsep pembudidayaan tanaman sistem hidroponik.
Beberapa program di antaranya penghijauan gang-gang Jakarta, sistem hidroponik di area RPTRA, serta di area perkantoran instansi pemerintah lainnya.