KOMPAS.com - Otoritas Ekuador dalam beberapa hari terakhir telah mengumpulkan setidaknya 150 jenazah dari jalan-jalan dan rumah para warga di Kota Guayaquil, di tengah merebaknya wabah virus corona atau penyakit Covid-19.
Hal itu diutarakan juru bicara pemerintah Jorge Wated, dalam keterangannya seperti dilansir AFP, Jumat (3/4/2020).
Sebelumnya, warga di Guayaquil, kota terbesar kedua di Ekuador, memposting video-video di media sosial yang memperlihatkan jasad-jasad tergeletak di jalan-jalan.
Mereka menyatakan kemarahannya atas cara pemerintah menanggapi banyaknya kematian terkait virus corona.
Warga menuliskan pesan agar otoritas mengambil jasad-jasad orang yang telah meninggal di rumah mereka.
Wated pun menyampaikan permintaan maaf kepada publik.
"Kami mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada mereka yang harus menunggu berhari-hari agar orang-orang terkasih mereka (yang meninggal) dibawa," kata Wated.
Menurutnya, petugas tak bisa segera mengambil jasad-jasad itu dikarenakan pemberlakuan pembatasan jarak dan jam malam di masa pandemi virus corona ini.
Menyusul peristiwa tersebut, warga menganggap angka jumlah kematian yang sesungguhnya jauh lebih banyak dibanding yang dilaporkan pemerintah.
Ekuador merupakan negara Amerika Latin yang terdampak virus corona paling parah setelah Brasil, dengan mencatat lebih dari 2.700 kasus dan 98 kematian.