KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 menyebabkan perubahan drastis hampir dalam semua sendi kehidupan, mulai dari bekerja, sekolah, beribadah, hingga interaksi sosial. Semua sektor terdampak, seperti ekonomi, sosial, budaya, politik, dan olahraga. Berbagai perhelatan olahraga ditunda, bahkan dibatalkan.
Selain acara yang ditunda atau dibatalkan, para atlet juga harus beradaptasi dengan keadaan agar bisa menjaga performa tetap prima. Latihan tetap harus berjalan meski dalam kondisi tidak ideal.
Salah satunya dialami Averyl Baline Mattahati (13). Ave, panggilan akrabnya, adalah atlet senam di Gavrila Gymnastics Club Jakarta. Bersama teman-temannya, Ave tidak bisa berlatih di klub di Kelapa Gading, Jakarta, ataupun di GOR Senam Raden Inten, Jakarta.
Dilansir dari Kompas.id, mereka kini harus menerima kenyataan latihan di rumah. Latihan dilakukan bersama-sama dari rumah masing-masing yang dipandu pelatih secara daring melalui aplikasi Zoom. Latihan dilakukan lima kali dalam sepekan dengan durasi masing-masing dua jam. Dalam kondisi normal, latihan dilakukan enam kali ditambah latihan fisik sekali dalam sepekan dengan durasi latihan tiga jam.
”Lebih capek latihan di klub, tetapi lebih senang. Selain peralatannya lengkap, juga bisa latihan bersama teman-teman satu klub,” kata Ave, peraih medali emas nomor meja lompat (vaulting table) pada ajang 27th Prime International Invitation 2019 di Singapura ini.
Latihan di rumah memang tidak maksimal. Selain membutuhkan ruangan yang luas, peralatan yang diperlukan juga spesifik. Ruangan yang luas diperlukan untuk latihan senam lantai. Sementara peralatan khusus latihan senam, antara lain, balok keseimbangan, palang bertingkat, dan meja lompat.
Baca selengkapnya di Kompas.id: Menjaga Prestasi di Kala Pandemi