KOMPAS.com - Di tengah memuncaknya tren bersepeda di kota-kota besar Tanah Air, merek sepeda lipat asal Inggris, Brompton, menjadi salah satu yang paling banyak mengundang perhatian.
Tingginya minat konsumen yang dibarengi dengan minimnya pasokan Brompton menyusul pandemi Covid-19, membuat harga jual sepeda ini melambung, hingga banyak yang menyebutnya tak wajar.
Namun uniknya, harga yang tinggi tersebut tetap dengan mudah mendapatkan pembeli.Â
Iklan-iklan penjualan Brompton di jejaring media sosial tak membutuhkan waktu lama untuk laku terjual, meski harganya -mungkin bagi sebagian orang disebut- irasional.
Sentimen itu pula yang kian membuat banyak orang ingin mencari tahu lebih dalam mengenai sepeda kreasi Andrew Ritchie yang versi awalnya diciptakan pada akhir dekade 70an itu.
Salah satu buktinya, pemberitaan tentang Brompton di Kompas.com selalu mendapatkan atensi yang amat besar dari pembaca.
Nah, seperti apa sih detail dari sepeda ini?Â
Kompas.com membuat serangkaian foto yang menggambarkan beberapa bagian dari sebuah Brompton -sepeda yang rangka utamanya dikerjakan manual dengan tangan (handmade).
Saking uniknya, Rebecca Summers, seorang perempuan pematri rangka Brompton di pabrik yang berada di Greenford, London, mengaku bisa mengenali hasil kerja tangannya dari pola patri yang tertinggal pada sambungan rangka.