JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem pembelajaran jarak jauh secara dalam jaringan (daring) atau online masih terkendala ketersediaan jaringan internet, khususnya bagi siswa yang tinggal di wilayah pelosok.
Salah satunya dialami Teara, mahasiswi jurusan manajemen Universitas Muhammadiyah Magelang yang terpaksa mengerjakan ujian tengah semester secara daring di pinggir jalan.
Senin (20/7/2020), "ditemani" hilir mudik kendaraan, Teara duduk lesehan sembari memangku laptopnya di pinggir jalan kawasan pegunungan Menoreh di Desa Kenalan, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Ia mengaku kesulitan mendapatkan sinyal internet di wilayah tempat tinggalnya, sehingga terpaksa mengerjakan tugas kuliah dan ujian di pinggir jalan raya yang sinyal internetnya lebih kuat.
Senada dengan yang dialami Teara, sejumlah siswa SDN 1 Inten Jaya, Lebak, Banten, terpaksa menempuh perjalanan hingga satu kilometer dari kediaman mereka menuju ke dataran yang lebih tinggi untuk mendapatkan jaringan internet demi bisa belajar daring.
Sesampainya di Kampung Lebak Limus, Lebak, Banten, sejumlah siswa SD tersebut hanya memanfaatkan sebuah gubuk kayu berukuran mungil untuk duduk belajar bersama, bermodal gawai dan buku tulis yang dibawa masing-masing.
Hal serupa juga dirasakan sejumlah siswa SDN Marmoyo, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Tak hanya soal sinyal internet, sejumlah siswa di wilayah itu terpaksa mengerjakan tugas dengan berkelompok menggunakan gawai secara bergantian di sebuah rumah warga di Desa Marmoyo.
Banyaknya siswa yang tidak punya gawai dan akses jaringan internet menjadi kendala utama pelaksanaan belajar daring bagi pelajar di daerah pelosok Kabupaten Jombang.
Mereka harus mengerjakan tugas secara berkelompok dan menumpang di rumah warga yang bisa mengakses jaringan internet.
Seperti diketahui, tahun ajaran baru semester ganjil 2020/2021 telah dimulai Senin (13/7/2020).
Menteri Pendidikan Nadiem Makarim menyatakan, tidak semua sekolah boleh menggelar pembelajaran tatap muka. Hanya yang berada di zona hijau dan disetujui pemerintah daerah.
Namun, kebijakan itu sulit diterapkan di sekolah-sekolah pelosok.