MALANG, KOMPAS.com - Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, sebanyak 882 orang mengungsi akibat gempa yang terjadi di Malang, Selasa (13/4/2021).
Para pengungsi itu di antaranya ada di Kecamatan Dampit, yakni di Desa Majangtengah sebanyak 60 orang dan Desa Pamotan sebanyak 72 orang.
Selain itu juga ada di Kecamatan Tirtoyudo, yakni di Desa Jogomulyan sebanyak 200 orang, Desa Sumbertangkil sebanyak 350 orang dan Desa Kepatihan sebanyak 150 orang.
Ada juga di Kecamatan Ampelgading yakni di Desa Wirotaman sebanyak 50 orang.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Sadono Irawan mengatakan, warga tidak mengungsi ke dalam satu tempat.
Mereka mengungsi dengan cara membuat tenda mandiri di sekitar rumahnya yang rusak. Selain itu, mereka juga mengungsi dengan cara menumpang ke rumah tetangganya yang masih kokoh.
"Penanganan pengungsian gempa ini beda dengan bencana banjir. Kalau gempa mereka inginnya tetap berada di sekitar rumahnya sambil menjaga barang berharga miliknya," kata Sadono melalui sambungan telpon, Selasa (13/4/2021).
Sementara itu, rumah warga di Kabupaten Malang yang rusak sudah terdata sebanyak 3.748 unit. Terdiri dari rusak ringan 1.600 unit, rusak sedang 1.130 unit dan rusak berat 1.018 unit.
Sadono mengatakan, jumlah itu masih akan bertambah karena tim di lapangan masih melakukan asesmen terhadap dampak gempa yang terjadi pada Sabtu (10/4/2021) lalu.
Diketahui, gempa terjadi di laut selatan Malang pada Sabtu (10/4/2021) sekitar pukul 14.00 WIB. Gempa mengguncang sejumlah daerah di Jawa Timur dan merusak sejumlah bangunan di berbagai tempat.
Gempa itu bermagnitudo 6,7, kemudian diperbarui menjadi 6,1.