BOGOR, KOMPAS.com - Siapa sangka bambu yang banyak dijumpai di Indonesia bisa dimanfaatkan menjadi karya sepeda buatan tangan yang unik.
Di sebuah workshop sederhana di kawasan Bojong Nangka, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, sudah setahun ini Deny Hesti pendiri Arana Bike merancang sepeda bambu bersama suaminya.
“Idenya karena bambu banyak jumpai di Indonesia, bambu punya karakteristik peredam getaran yang bagus. Karena punya ketertarikan dengan sepeda, maka saya dan suami mencoba membuat frame sepeda yang memiliki ketahanan dan kenyamanan dari bahan bambu,” ujar Deny
Meski baru setahun mengembangkan sepeda bambu, namun rangka sepeda Arana tipe Komodo sudah mendapat sertifikat SNI.
“Sehari-hari saya pakai sepeda ini untuk touring. Sepeda tipe Komodo sudah lolos uji kekuatan dan keselamatan sertifikasi SNI,” tambah Deny.
Selain tipe Komodo, ia mengaku juga tengah mencoba membuat tipe minivelo.
Untuk urusan kekuatan dan ketahanan bambu, Deny mengaku melakukan perlakuan khusus untuk bahan bambu yang akan digunakan untuk rangka sepeda.
Sebelum dilaminasi, bambu jenis gombong direndam cairan kimia selama seminggu. Perlakuan ini untuk meningkatkan kekuatan bambu agar tahan serangan rayap.
Setelah direndam cairan kimia, bambu-bambu ini dijemur hingga kering lalu dipipihkan dan dilaminasi.
Selain dari bahan bambu, desain rangka sepeda buatan Arana ini tergolong unik yaitu berbentuk hexagonal atau segi enam.
“Desain rangkanya hexagonal untuk dapat geometrinya, kekuatannya, dan kenyamanannya untuk bisa meredam getaran,” ujar Deny.
Dalam sebulan Arana bike mampu membuat satu buah sepeda bambu buatan tangan yang dikerjakan tiga orang pekerja.
Deny mengaku sebuah frame sepeda Arana tipe Komodo dijual dengan harga Rp 4 juta.
Saat ini pelanggannya masih sebatas teman-teman dekat Deny, namun ke depan ia bermimpi sepeda bambu produksinya bisa menembus pasar ekspor dunia.
“Kita cukup percaya diri, karena di luar sana bambu dihargai cukup mahal seperti di Belanda. Jangan sampai kita hanya mengekspor bahan bakunya saja dan mereka menjadikan sesuatu lebih mahal, dan kita membeli lagi dengan harga mahal,” tutup Deny.