JAKARTA, KOMPAS.com - Pluralitas tampak di makam kehormatan Ereveld Menteng Pulo, Jakarta Selatan.
Di sini ini terdapat ribuan makam warga Belanda dan Indonesia dengan berbagai agama yang menjadi korban selama Perang Dunia Kedua.
Dari nisan kita bisa membedakan makam Kristen, Islam, Budha, dan Yahudi di ereveld ini.
Bangunan gereja dan rumah abu atau columbarium terletak di tengah ereveld. Uniknya Gereja Simultaan tidak digunakan untuk ibadah, tapi diguanakan sebagai tempat acara peringatan dan upacara untuk semua agama.
Tak heran terdapat simbol agama Kristen, Islam, Budha, dan Yahudi di atas menara gereja.
Atap menara columbarium juga dibuat menyerupai kubah masjid, di sini tersimpan 754 guci berisi abu jenazah tentara Belanda yang meninggal sebagai tawanan perang di kamp konsentrasi Jepang.
Ereveld Menteng Pulo adalah salah satu dari tujuh ereveld yang ada di Indonesia. Semula ada 22 ereveld yang tersebar di Indonesia, pemerintah Belanda lantas memindahkan ereveld ke Pulau Jawa untuk memudahkan akses.
Di ereveld ini hanya seperempat yang dimakamkan adalah tentara, selebihnya adalah warga sipil yang meninggal di kamp konsentrasi Jepang.
Salah satu pejabat militer Belanda terkenal yang dimakamkan di sini adalah komandan tentara KNIL, Jenderal Simon Hendrik Spoor.
Makam kehormatan Belanda di Indonesia ini adalah sepenggal sejarah Belanda di Indonesia dan Asia Tenggara untuk memastikan para korban dasn cerita di balik mereka tetap dikenang dan mendapat pengakuan yang selayaknya.