LUMAJANG, KOMPAS.com - Erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021) lalu, tak hanya memberi dampak pada masyarakat. Kejadian ini juga berdampak pada hewan ternak yang kelaparan hingga terjebak abu vulkanik dan harus dievakuasi.
Memasuki sepekan pasca-erupsi Gunung Semeru, upaya pencarian dan evakuasi tak hanya dilakukan pada manusia.
Para relawan dan warga setempat juga menemui banyak hewan ternak yang terjebak endapan abu vulkanik dan segera mengevakuasi mereka.
Hewan-hewan ternak yang masih bisa diselamatkan tersebut segera diberi pertolongan dan sebagian dibawa menuju lokasi yang lebih aman.
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jumat (10/12/2021) malam, Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhar menyebut korban tewas kini berjumlah 45 orang.
Sementara itu, untuk korban hilang jumlah terakhir yang dilaporkan adalah sebanyak 9 orang dan jumlah korban luka dilaporkan ada 19 orang dengan luka berat dan 19 lainnya luka ringan.
Mayoritas korban luka tersebut mengalami luka bakar akibat terkena awan panas guguran.
Sementara itu, untuk jumlah pengungsi jumlahnya mencapai 6.573 orang yang tersebar di 126 titik pengungsian.
Dari 126 titik pengungsian itu, hanya 24 titik yang merupakan pengungsian terpusat, sisanya adalah pengungsian mandiri maupun rumah kerabat dari warga yang terdampak.