JAKARTA, KOMPAS.com - Udara panas terasa saat masuk di pabrik kerupuk Erna Jaya di Cikoko, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (1/3/2021). Pabrik yang berdiri sejak tahun 1972 ini dirintis oleh almarhum Achmaruddin.
Awalnya pria asal Ciamis ini bekerja sebagai pedagang kerupuk keliling dengan pikulan dari pabrik di Menteng sejak tahun 1960-an.
Sejak tahun 1972, Achmaruddin memberanikan diri membuka sendiri pabrik di Cikoko. Setelah Achmaruddin meninggal tahun 2010, pengelolaan pabrik diteruskan Kholia, istri Achmaruddin.
Kini kendali pabrik dijalankan oleh anak angkat Achmaruddin, Elvin Syahrul Anwar.
Menurut Elvin pabrik kerupuk Erna Jaya memiliki 7 orang karyawan dan 40 orang pedagang. Hiruk-pikuk produksi kerupuk diakui Elvin dimulai dari pukul 07.00 wib hingga pukul 15.00 wib.
"Pembuatan kerupuk dimulai dengan pembuatan adonan, pencetakan, penjemuran hingga penggorengan kerupuk," tegas Elvin.
Kerupuk yang telah dikukus kemudian dijemur selama 8 jam. Jika turun hujan maka proses pengeringan kerupuk dilakukan dengan menggunakan bantuan oven selama 4 jam.
Elvin menambahkan awal pandemi Covid-19, pabrik sempat tutup selama kurang lebih 3 bulan. Setelah mengurus ijin di Kelurahan, akhirnya pabrik bisa beroperasi kembali.
Kerupuk produksi Erna Jaya selain untuk konsumen di sekitar Jakarta juga dikirim ke berbagai kota di Indonesia.
“Kalau kerupuk matang dijual seputaran Jakarta, kerupuk kering mentah dijual kemana-mana, yang belum cuma Aceh dan Papua,” ujar Elvin.
Pedagang membeli kerupuk matang dari pabrik Erna Jaya seharga Rp. 600 perbuah. Pedagang mengaku menjual kerupuk-kerupuk ke pelanggang dengan harga bervariasi berkisar Rp.800 hingga Rp 1.500 perbuah.
Layaknya pemain bola, pedagang kerupuk bisa dibeli atau dijual ke pabrik lain. Semakin banyak jaringan ke pelanggan, maka harga jual dan belinya juga mahal.
“Pedagang di sini pernah dibeli Rp. 90 juta oleh pabrik lain karena jaringannya sudah banyak,” ujar Elvin.
Elvin menambahkan kapasitas produksi di Erna Jaya mencapai 1 ton perhari. Sejak pandemi omset di Erna Jaya mengalami penurunan drastis.
Beruntung, meski omset menurun namun tidak ada pengurangan karyawan di Erna Jaya.