JAKARTA, KOMPAS.com – Pernyataan presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengenai kemungkinan Jakarta akan tenggelam 10 tahun lagi bisa saja menjadi kenyataan.
Dalam pidatonya di Kantor Direktur Intelijen Nasional, Selasa (27/7/2021), Biden mengingatkan kembali mengenai perubahan iklim dan pemanasan global yang bisa saja mengubah doktrin strategis nasional.
Selain memaparkan ancaman karena pemanasan global yang terjadi, Biden menyentil kondisi kota Jakarta yang berpotensi tenggelam 10 tahun ke depan.
“Apa yang terjadi di Indonesia jika perkiraannya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan. Mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena akan tenggelam?” kata Biden.
Beberapa bulan sebelumnya, laporan Fitch Solutions Country Risk & Industry Research memprediski wilayah utara Jakarta dapat tenggelam secara menyeluruh pada tahun 2050 jika tidak ada intervensi lebih lanjut dari pemerintah.
"Tanpa intervensi, para ahli memperkirakan Jakarta Utara akan tenggelam seluruhnya pada 2050," tulis Fitch Solutions Country Risk & Industry Research dalam laporannya, Senin (31/5/2021).
Fitch Solutions Country Risk & Industry Research menyebutkan proyek-proyek infrastruktur pelabuhan dan air di Jakarta menelan biaya konstruksi bernilai tinggi, yakni 62,3 miliar dollar AS (Rp 889,3 triliun).
Tak hanya itu, dibangun juga jaringan pipa sekitar 4,5 miliar dollar AS atau setara Rp 64,2 triliun.
Sebagian besar biaya pembangunan infrastruktur ini berasal dari pembangunan proyek tembok laut raksasa atau giant sea wall senilai 40 miliar dollar AS atau setara Rp 571 triliun.
Infrastruktur air ini dirancang untuk melindungi pantai utara Jakarta dari naiknya permukaan air laut dan mengurangi risiko banjir.
Banjir merupakan bencana alam yang kerap melanda Jakarta. Selain karena curah hujan yang tinggi, intrusi air laut juga menjadi penyebab banjir di daerah pesisir.