KOMPAS.com - Menjelang kompetisi olahraga terbesar negara-negara di Benua Asia, 20 atlet cabang olahraga panjat tebing berlatih keras mengikuti Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) di Arena Panjat Tebing Stadion Mandala Krida, DI Yogyakarta.
Federasi Panjat Tebing Indonesia memilih lokasi Pelatnas di Yogyakarta karena dinilai paling representatif dalam hal fasilitas dan cuaca.
Cabang olahraga panjat tebing untuk pertama kalinya akan dipertandingkan di Asian Games 2018 di Sport Climbing Arena, Jakabaring Sport City, Palembang pada 23-27 Agustus mendatang.
Cabang olahraga ini akan mempertandingkan enam nomor putra dan putri dengan kategori speed, combined, dan speed relay.
Melihat prestasi atlet panjat tebing Indonesia di kancah Internasional, harapan meraih emas cukup terbuka lebar.
Usai seri kejuaraan dunia di Tai’an China, International Federation of Sport Climbing (IFSC) merilis tim nasional Panjat Tebing Indonesia sukses menduduki peringkat pertama dunia.
Jumlah poin 1.023, Indonesia menggeser Rusia yang selama bertahun-tahun tak tergoyahkan. Rusia dengan poin 980 harus rela turun ke peringkat ke-2.
Kesuksesan ini tak luput dari dominasi atlet-atlet Indonesia dalam final di tiga seri kejuaraan dunia yang diikuti, yakni di Moscow, Chongqing dan Tai’an.
Dari tiga seri itu Indonesia sukses membawa pulang tujuh medali (1 emas, 3 perak, 3 perunggu).
Pelatih Kepala Tim Nasional Panjat Tebing Indonesia Caly Setiawan mengatakan, “try in” dan “try out” atau mengikuti sejumlah kompetisi di dalam dan luar negeri sangat diperlukan bagi para atlet.
Hal tersebut untuk mengasah mental dan meningkatkan kemampuan jelang perhelatan Asian Games 2018.
Saat ini, tim panjat tebing Indonesia sedang melalui tingkatan latihan puncak, melakukan latihan keras untuk meraih emas dan memberikan penampilan terbaik untuk Indonesia. ANTARA FOTO, HENDRA NURDIYANSYAH