JAKARTA, KOMPAS.com - Ritel-ritel ternama di DKI Jakarta satu per satu berguguran. Setelah beberapa waktu lalu Matahari Department Store menutup beberapa gerainya, kini giliran Lotus Department Store mengalami hal serupa.
Lotus yang berada di gedung Djakarta Theater XXI, Thamrin, Jakarta Pusat akan berhenti beroperasi per 31 Oktober 2017.
Seperti umumnya ritel yang ingin gulung tikar, manajemen Lotus pun memberikan diskon besar-besaran untuk seluruh produk jualannya, mulai dari baju, celana, tas, sepatu, hingga kosmetik. Besar diskonnya hingga 80 persen.
"Iya akhir bulan ini bakal tutup. Makanya diskon besar-besaran," kata seorang karyawan Lotus Department, kepada Kompas.com, Selasa (24/10/2017).
Karyawan Lotus mengatakan, kendati diskon di Lotus diberikan sejak awal Oktober 2017, ramainya pengunjung justru jelang akhir bulan. Diduga itu terjadi karena kabar tentang diskon viral di media sosial.
"Ya ini diskonnya sudah dari awal bulan, tapi baru ramainya pas ada di media sosial. Mulai kemarin Sabtu-Minggu, tapi yang hari ini lebih dari kemarin," ujar karyawan itu kemarin.
Salah satu pusat keramaian di dalam Lotus adalah di Sport Station. Pengunjung yang datang langsung menyerbu lantai dua Lotus, tempat Sport Station berada.
Namun, para pengunjung tak bisa langsung memasuki Sport Station dan memilih barang serta membelinya. Mereka mesti antre untuk memasuki tempat tersebut. Terjadi antrean hingga kurang lebih 100 meter untuk memasuki gerai Sport Station.
"Ini di dalam sudah crowded, jadi dibikin antrean seperti ini," ucap karyawan itu.
Bagian lainnya yang ramai dikerubuti pengunjung adalah gerai kosmetik dan pakaian pria serta wanita.
Namun si sisi lain, beberapa area yang menjual sepatu pria dan kosmetik terlihat kosong. Tidak ada barang yang dipajang di sana. Hal itu kemudian membuat beberapa pengunjung pulang dengan tangan kosong karena barang yang dicari tidak ada alias sudah terjual.
"Ya ini mau pulang aja, soalnya sepatu yang saya cari udah enggak ada. Jadi sia-sia deh ke sini," kata seorang pengunjung.
Pada puncak keramaian Selasa kemarin, manajemen Lotus menerapkan sistem buka tutup bagi para pengunjung. Para pengunjung yang ada di dalam Lotus membludak dan dikhawatirkan bisa menimbulkan hal-hal tidak diinginkan.
Para pengunjung yang datang pada pukul 17.30 WIB harus menunggu selama satu jam agar bisa masuk.
"Tutup dulu ini pintu utama sampai jam setengah 7, pengunjung yang sudah di dalam bisa dialihkan keluar lewat pintu lainnya," kata seorang supervisor Lotus Department Store.
Rencana tutupnya Lotus ditanggapi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dia memastikan pemerintah tidak akan tinggal diam melihat gerai-gerai ritel berjatuhan. Ia akan mencari tahu penyebab akan tutupnya gerai Lotus Thamrin tersebut.
"Kami akan terus memonitor perubahan dari perekonomian apakah diakibatkan suatu era digitalisasi," ujarnya di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, alasan ritel modern menutup gerainya bisa saja disebabkan oleh rencana transformasi ke online. Hal itu menyusul perkembangan ekonomi digital.
Pemerintah, lanjut Sri Mulyani, menilai sektor ritel sebagai salah satu sektor yang penting bagi ekonomi. Sebab sektor tersebut berhubungan langsung dengan kebutuhan konsumsi masyarakat.
"Tetapi kami juga melihat sektor lain apakah mereka menghadapi tekanan atau perubahan karena adanya konsep digitalisasi ekonomi atau tidak. Kami akan terus memformulasikan policy-nya," jelas Sri Mulyani. RIDWAN AJI PITOKO