JAKARTA, KOMPAS.com - Revitalisasi Taman Lapangan Banteng di Jakarta Pusat terus dilakukan. Perubahan wajah lapangan bersejarah itu mulai dilakukan Maret 2017 dan ditargetkan rampung pada akhir Maret ini.
Revitalisasi Taman Lapangan Banteng dibagi dua zona, zona pertama berada di Monumen Pembebasan Irian Barat, zona kedua di zona olahraga.
Pada Jumat (2/3/2018) ini, di zona olahraga tampak sejumlah pekerja melakukan perapian trotoar, lintasan lari, lapangan sepak bola, serta tribun penonton. Sebagian tembok setinggi 1,5 meter yang melingkari kawasan itu telah selesai dibangun.
Namun, ada juga yang masih dalam proses pembangunan. Garis kuning masih terpasang yang menandakan kawasan tersebut belum boleh dimasuki warga.
Seorang pekerja di lokasi itu mengatakan, mereka masih perlu merapikan sejumlah bagian lapangan tersebut, seperti trotoar, serta rumput lapangan.
"Rumputnya belum boleh dilintasi. Kalau dari rencananya sih sekitar 10 hari lagi selesai," ujar petugas itu.
Sementara di zona utama di Monumen Pembebasan Irian Barat, pengerjaan juga masih berlangsung. Ratusan pekerja terlihat melakukan perapian bangunan amphiteater yang berada di sekeliling kolam berbentuk setengah lingkaran. Bangunan amphiteater dan kolam berada di tengah lapangan. Pengerjaan juga masih dilakukan terhadap tempat duduk pengunjung.
Rencananya pelataran yang ada di zona tersebut bisa digunakan untuk kegiatan kesenian dan kebudayaan seperti konser musik dan peragaan busana. Di zona satu juga akan dilengkapi dengan toilet, mushala, food court, dan ruang pengelola.
Sunardi, pengawas proyek, mengatakan, pengerjaan zona utama telah mencapai 70 persen. Trotoar untuk pejalan kaki, kolam, amphiteater hampir selesai. Saat ini pihaknya masih menunggu pemesanan mesin air mancur.
"Sudah 70 persen, kalau fisik sih sudah oke tapi masih menunggu mesin, kan gede banget itu," kata Sunardi.
Ia mengatakan, salah satu kendala selama pengerjaan adalah cuaca. Selama sepekan, hujan bisa turun tiga hingga empat kali. Hal itu membuat pihaknya harus menghentikan pekerjaan yang tidak bisa dilakukan saat hujan atau mengerjaan pekerjaan seadanya.
"Wah kalau hujan susah, ngerjaain yang bisa dikerjakan. Tapi biasanya kami halangi pakai tenda supaya enggak basah. Tapi susahnya kalau air sudah masuk ke kolam, harus dikuras lagi dan pasti memakan waktu," kata Sunardi.
Revitalisasi Taman Lapangan Banteng dilakukan salah satunya untuk mengembalikan fungsi sejarah Monumen Pembebasan Irian Barat.
Revitalisasi Taman Lapangan Banteng tidak menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI. Beberapa perusahaan swasta membiayai revitalisasi itu sebagai bentuk coorporate social responsibility (CSR) dan kompensasi koefisien lantai bangunan (KLB) dengan perkiraan biaya mencapai Rp 60 miliar. KONTRIBUTOR JAKARTA, DAVID OLIVER PURBA