KOMPAS.com - Senyum di wajah Odekta Elvina berubah seketika saat dirinya menghampiri sang pelatih usai melewati garis finis di My Dinh Stadium, Vietnam, Kamis (19/05) pagi. Tangis perempuan 30 tahun itu pecah seketika di pundak Wita Witarsa.
Odekta terisak. Dia tak menyangka impiannya untuk bisa mengumandankan lagu Indonesia Raya di negeri orang terwujud di Negeri Naga Biru.
Hal itu terjadi setelah Odekta tampil terdepan dalam perlombaan maraton SEA Games 2021 Vietnam dengan catatan waktu 2 jam 55,280 menit.
Seketika Odekta mengeluarkan kertas bertuliskan "Akhirnya, impianku selama ini terwujud. Mengumandangkan lagu Indonesia Raya," tulisnya.
Dalam pesan tersebut, Odekta turut menyertakan foto dirinya dan kedua orang tua.
Odekta mengaku menyiapkan pesan tersebut tepat satu hari sebelum lomba.
Ia percaya diri mampu merebut medali emas perdananya di multievent ajang regional dua tahunan Asia Tenggara kali ini.
"Saya siapkan tulisan itu dari semalam. Sebenarnya saya juga mau menyiapkan cat di wajah tapi enggak dapat. Ini saya tulis dan bawa fotonya, karena dulu saya mengenal olahraga ini dan orang tua saya kurang setuju. Ini jadi pembuktian saya bahwa lagu Indonesia Raya (berkumandang) adalah puncak dari pencapaian saya,” kata Odekta.
"Saya ingin berterima kasih kepada ayah dan ibu saya yang akhirnya menerima saya sebagai atlet. Mengumandangkan Indonesia Raya adalah kepuasan yang tidak bisa dibayar dengan apa pun,” tuturnya menambahkan.
Capaian Odekta menjadi koleksi emas kedua yang disumbangkan cabang olahraga atletik kepada Merah Putih di SEA Games.
Odekta mengungguli pelari Filipina, Christine Hallasgo yang membuat Catatan waktu 2 jam 56,070 detik serta tuan rumah Ngoc Hoa yang mencatatkan waktu 2 jam 57,350 detik.
Sebelum meraih medali emas, jalan karier Odekta memang cukup berliku. Ia ternyata tak direstui orang tua pada awal kariernya.
Odekta bahkan sempat dipaksa orang tuanya untuk ikut tes tentara meski akhirnya tidak lolos. Ia kemudian mengambil risiko untuk fokus berkarier di atletik.
Setelah masuk pelatnas, jalan Odekta juga tak langsung mulus. Ia gagal.mempersembahkan medali pada debutnya di ajang SEA Games 2019.
Medali emas ini pun seolah menjadi ajang pembuktian bagi Odekta. Ia juga menambah koleksi emas PB PASI pada hari terakhir penampilan cabor atletik Indonesia di SEA Games 2021.
"Doa orang tua itu paling mujarab di atas segalanya, lalu ada pelatih yang saya anggap orang tua juga di sini. Saya percaya doa mereka melindungi dan memberi energi positif," kata Odekta lagi.
"Sepanjang rute juga saya senyum meski ada kram. Saya ingin memberikan dampak positif itu juga kepada masyarakat jadi di balik kesuksesan itu ada pengorbanan dan doa-doa orang yang disayang.”
Sementara itu, pelari jarak jauh putra Agus Prayogo dipaksa puas dengan medali perak. Ia finis kedua di nomor maraton putra dengan catatan waktu 2 jam 25 menit 38 detik atau terpaut 30 detik di belakang tuan rumah Hoang Nguyen Thanh.
Hasil ini membuat Agus gagal mempertahankan torehan medali emas di SEA Games 2019. Namun, ia mengaku tak terlalu kecewa.
"Pagi ini dari start sebenarnya semua sudah bagus banget. Dari persiapan kemudian cuaca dan rute enak banget," kata Agus. "Finis dengan catatan waktu dua jam 25 menit itu berarti lebih bagus satu menit dari waktu saat saya dapat emas di SEA Games 2019 Manila. Saya bersyukur catatan waktu saya bagus, tapi tuan rumah lebih siap.”
Tim Indonesia yang dipimpin Chef de Mission (CdM) untuk SEA Games Vietnam Ferry Kono berkekuatan 499 atlet serta 214 official yang berpartisipasi di 32 cabor.
Tim Indonesia ini juga mendapat dukungan dari official patners, seperti Wall’s dan Li-Ning, serta official media patner Merah Putih Media.