JAKARTA, KOMPAS.com - Kompas.com mengumpulkan para kolumnis yang selama ini berkontribusi terhadap rubrik "Kolom" di Kompas.com. Kompas.com pun menggelar "Kopdar Temu Kata FGD Kolumnis Kompas.com" bertajuk "Mengawal Ketidakpastian pada Sektor Ekonomi, Sosial, Politik, dan Hukum" di Menara Kompas, Palmerah, Jakarta, Kamis (3/7/2025).Â
"Jadi, kemarin saya minta data, jadi dari 2015-2025 itu hampir ada 5 ribu kolumnis. Banyak banget itu. Terus saya tanya ke Mas Amir (Amir Sodikin, Pemred Kompas.com), 'Mas, ini sudah pernah ada ketemuan belum ya?' 'Belum, Mas, gagal terus,' katanya," ujar Managing Director Kompas.com Devie Emza.
Devie lantas memamerkan bahwa dirinya merupakan pembaca setia Kompas sejak tahun 80-an, mengingat ayahnya bekerja di grup Gramedia juga. Menurutnya, penting bagi Kompas untuk memberikan ruang apresiasi kepada para penulis kontributor.
"Nah, rencananya memang ini, pertama-tama ini ucapan terima kasih atas waktunya mau datang ke sini. Kemudian terima kasih buat semua tulisannya. Kemudian mohon maaf apabila ada yang tidak berkenan, ada yang kurang, jawabannya enggak pas, enggak naik-naik," tuturnya.
Devie pun berharap pertemuan antara Kompas.com dengan para kolumnis ini bisa dilaksanakan secara reguler.Â
Dia berencana akan mengadakan agenda serupa setiap 1-3 bulan sekali.
Dalam kesempatan yang sama, Pemred Kompas.com Amir Sodikin turut berterima kasih kepada kolumnis yang setia berkarya untuk Kompas.com. Apalagi, kata dia, para kolumnis di Kompas.com memiliki spesialisasinya masing-masing.Â
"Kontribusi untuk berbagai literasi untuk kebangsaan, ada yang memang concern-nya di ekonomi, politik, dan isu-isu kebangsaan, atau mungkin yang lebih spesifik lagi, misal di pertanian, pangan, psikologi, parenting, woah itu kaya banget. Tanpa bapak/ibu semua, kita hanya melihat informasi yang ada di media itu hanya semacam paparan data," terang Amir.Â
"Tapi dengan bapak/ibu masuk ke dalam kolumnis, itu memberikan perspektif yang berbeda, istilahnya memberi warna," imbuhnya.
Dalam acara ini, turut hadir sejumlah kolumnis ternama, mulai dari wartawan senior Budiman Tanurejo, mantan Menteri Hukum sekaligus Dubes Rusia Hamid Awaludin, mantan Gubernur Lemhannas Ermaya Suradinata.Â
Lalu, hadir pula pengamat politik Ari Junaedi, kolumnis yang berstatus ASN, serta para dosen dari berbagai universitas ternama.