KOMPAS.com - Siang menjelang sore, ketika terik mentari terasa mulai hangat menyentuh kulit. Bagi nelayan seperti Musafa, itulah saatnya dia menyiapkan perahu kayunya untuk segera melaut.
Musafa adalah seorang pemilik bagan apung di Desa Purworejo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Jateng.
Dia bersama kru dan para buruh nelayan akan menempuh perjalanan laut selama kurang lebih tiga jam menuju bagan yang berada di sebelah utara perairan Demak.
Ketika matahari terbenam, sejumlah lampu sorot bertenaga generator diesel dinyalakan.
Lampu berkapasitas 1.000 hingga 1.500 watt tersebut digunakan untuk menarik perhatian ikan untuk mendekat ke cahaya.
Secara bergotong royong para nelayan mulai menurunkan jaring yang telah terpasang di bagan seluas 25x23 meter itu.
"Allahumma sholli ala Muhammad!" teriak salah satu nelayan yang kemudian disambut rekannya, "Allahumma sholli alaih".
Kemudian mereka bersama-sama menurunkan jaring sambil berdoa hasil tangkapan ikan melimpah.
Dalam semalam, bagan apung dapat menjaring dua hingga tiga kali dengan target jenis ikan pelagis antara lain teri (Stolephorus sp).
Selain itu, ada juga hasil tangkapan sampingan berupa ikan embang (Clupea sp), layur (Trichiurus sp), kembung (Rastrelliger sp), selar (Caranx sp), cumi-cumi (Loligo sp) dan sotong (Sephia sp).
Jika cuaca baik dan mendukung, para nelayan itu mampu menghasilkan tangkapan ikan teri hingga tiga ton untuk sekali melaut.
Dengan kondisi tersebut, ikan teri biasanya dijual dengan harga Rp 400 ribu per keranjang berukuran 50 kilogram.
Namun jika gelombang tinggi, terkadang mereka hanya mendapatkan satu sampai empat kuintal saja. Sehingga mereka terpaksa menaikkan harga jual hingga Rp 700 ribu per 50 kilogram.
Sekali melaut saya mengeluarkan modal Rp 1,5 juta untuk keperluan logistik transportasi laut, makan buruh nelayan dan bahan bakar solar.
Sistem pembagian hasil yaitu 50 persen untuk pemilik bagan 50 persen lagi untuk kru dan buruh nelayan yang berjumlah 7 hingga 10 orang, ujar Musafa.
Selama semester pertama tahun 2018, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Demak mencatat produksi perikanan tangkap di wilayahnya mencapai 2,5 juta kilogram dengan nilai transaksi sebesar Rp 63,35 miliar atau meningkat Rp 36,66 miliar dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017. ANTARA FOTO, AJI STYAWAN