BALI, KOMPAS.com - Warga Desa Adat Kedonganan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, menggelar tradisi Mebuug-buugan (mandi lumpur), bertempat di hutan Mangrove dan pantai Kedongan di Jalan Pura Dalem Kedonganan, Jumat (8/3/2019) sore.
Ratusan warga mulai dari bocah, pemuda dan pemudi, hingga para orang tua mengikuti tradisi yang dilakukan setelah melewati Hari Raya Nyepi, Tahun Baru Caka 1941, Kamis (7/3/2019) kemarin.
Sebelum melakukan perang lumpur bersama-sama, warga umat hindu berkumpul di Pura Bale Agung di Kedonganan untuk melakukan persembahyangan agar diberi keselamatan saat mengikuti jalannya acara.
Setelah doa-doa dan nyanyian selesai dijalankan. Ratusan warga berjalan bersama-sama tanpa alas kaki menuju hutan bakau. Warga,terutama anak-anak kecil terlihat begitu antusias dalam tradisi perang lumpur ini. Semua warga turut serta, tua, remaja, hingga anak-anak.
Sambil mengolesi tubuh, para warga bersenda gurau mengolesi punggung, dada, wajah, dan kepala. Namun di antara mereka ada juga yang menumpuk lumpur di kepala.
Setelah melumuri badan dengan lumpur, tiba saatnya warga secara beriringan lagi berjalan melalui jalan utama menuju ke pantai Kedongan. Tiba dipantai, warga melakukan beberapa permainan tradisional.
Menjelang akhir ritual, semua warga berlarian secara bergantian ke arah pantai untuk membersihkan dan membasuh badan setelah dibalut lumpur.
Makna tradisi ini adalah untuk membersihkan diri sekaligus menetralisir sifat-sifat buruk setelah menyambut Tahun Baru Caka 1941. GARRY LOTULUNG