KOLOMBIA, KOMPAS.com - Hidup di tengah pro dan kontra, warga transgender yang mendiami wilayah Santuario, departemen Risaralda, Kolombia, berjibaku menyambung hidup.
Terkumpul dalam komunitas adat Embera Chami, para transgender itu sehari-harinya menjalani profesi sebagai tenaga pemetik kopi.
Dari Senin hingga Jumat, mereka mengumpulkan biji-bijian yang memiliki nilai jual untuk mendapatkan cukup uang demi bertahan hidup.
Di akhir pekan, mereka biasa pergi ke sebuah desa setempat untuk berbelanja di toko-toko, beraktivitas, dan bertemu dengan penduduk lainnya.
Penduduk setempat menerima mereka, tetapi para transgender tetap merasakan adanya "jarak".
Seperti diketahui, Konstitusi Kolombia 1991 mengakui hak-hak komunitas LGBT. Tetapi, beberapa masyarakat adat masih tidak menerima keberadaannya.
Bahkan, tercatat 29 kasus pembunuhan terjadi pada warga transgender di Kolombia pada tahun 2018.
Sumber: AFP