WINA, KOMPAS.com – Sejumlah orang bersenjata menyerang enam lokasi di Wina, Austria, pada Senin (2/11/2020) malam dan menewaskan dua orang.
Serangan itu juga melukai sedikitnya 14 orang sebagaimana dilansir dari Reuters, Selasa (3/11/2020).
Menteri Dalam Negeri Austria Karl Nehammer mengatakan pada awal konferensi pers bahwa "beberapa" orang telah tewas.
Para saksi menggambarkan orang-orang itu menembaki kerumunan di bar dengan senapan otomatis, karena banyak orang memanfaatkan malam terakhir sebelum jam malam nasional diberlakukan karena Covid-19.
Polisi menutup sebagian besar Wina dan mendesak masyarakat untuk berlindung. Banyak yang mengungsi di bar dan hotel, sementara transportasi umum di seluruh kota tua ditutup dan polisi menjelajahi kota.
“Ini adalah hari tersulit bagi Austria selama bertahun-tahun. Kami menghadapi serangan teror yang parahnya, terima kasih Tuhan, tidak pernah kami alami di Austria selama bertahun-tahun,” kata Nehammer.
Ibu kota Austria tersebut sejauh ini terhindar dari jenis serangan militan mematikan yang melanda Paris, London, Berlin, dan Brussel, dalam beberapa tahun terakhir.
Kanselir Austria Sebastian Kurz mengatakan tindakan tersebut "menjijikkan" dan menyebut itu "pasti serangan teror". Tapi dia tidak bisa mengatakan apa motifnya.
Pemimpin komunitas Yahudi Oskar Deutsch menulis di Twitter bahwa dia tidak yakin apakah sinagogue Wina dan kantor di sebelahnya menjadi target serangan.
Dia menambahkan untungnya sinagogue tersebut telah ditutup sebelum serangan terjadi.
Rabbi Schlomo Hofmeister mengatakan kepada radio LBC London bahwa dia tinggal di kompleks sinagogue tersebut.
"Setelah mendengar tembakan, kami melihat ke bawah (dari) jendela dan melihat orang-orang bersenjata menembaki orang di berbagai bar dan pub," katanya.
"Orang-orang bersenjata itu berlarian dan menembak setidaknya 100 peluru atau bahkan lebih di depan gedung kami," sambung Hofmeister.
Hingga kini, pihak berwenang tidak merilis identitas para penyerang atau motivasi pelaku atas serangan tersebut.
Para penyerang yang berhasil kabur dilaporkan masih dalam pengejaran.
Catatan redaksi: Laporan jumlah korban meninggal mengalami perubahan dari Reuters yang sebelumnya menyebut 3 orang tewas yang terdiri dari 2 warga sipil dan 1 pelaku.