KOMPAS.com - Enam puluh tahun yang lalu atau tepatnya 30 September - 8 Oktober 1961, Pekan Olahraga Nasional (PON) V dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat.
PON V diikuti 23 provinsi yang mempertandingan sembilan cabang olahraga.Â
Momen ini merupakan debut Irian Barat (kini Papua-Papua Barat) berlaga di PON.
Kala itu, kontingen Irian Barat diperkuat 58 atlet, jumlah terkecil dari seluruh provinsi yang berlaga.Â
Lebih dari setengah abad kemudian, Papua dipercaya menjadi tuan rumah PON XX 2021.
PON yang seharusnya dilaksanakan tahun 2020 itu, harus mundur setahun karena pandemi Covid-19. Sebanyak 7.066 atlet dari 34 provinsi mengikuti ajang ini.
Mereka berlaga dalam 37 cabang olahraga yang tersebar di empat klaster yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika, dan Merauke.
Sejumlah infrastruktur pendukung PON Papua dibangun. Beberapa di antaranya adalah venue dengan standar internasional, yakni venue akuatik dan Istora Papua Bangkit, cricket, lapangan hoki (indoor dan outdoor), sepatu roda, dayung dan panahan.
Warga Papua pun menyambutnya dengan suka cita, penuh keramahan dan persaudaraan kepada tamu yang datang sebagai saudara sebangsa.
Euforia PON menggema di seluruh pelosok Papua. Masyarakat berbondong-bondong mendatangai arena perlombaan untuk menyaksikan perjuangan para pahlawan daerahnya.
Bahkan beberapa di antara mereka ada yang nekat memanjat pohon, atap rumah, hanya untuk bisa menonton pertandingan.Â
Papua telah menunjukkan bahwa mampu mengadakan event tingkat nasional dengan aman, lancar, dan sukses secara prestasi, serta menjadi tuan rumah yang baik.Â
"Saya ingin ingatkan bahwa PON bukan hanya kompetisi olahraga semata. Namun PON adalah arena kita bersama untuk merayakan keragaman, mempertebal semangat persaudaraan kita sebagai bangsa dan arena memperkuat persatuan dan kesatuan," ujar Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas terkait persiapan penyelenggaran PON Papua.
Teks: Antara Foto (Prasetyo Utomo)