GROBOGAN, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 di Indonesia sejak awal Maret perlahan memaksa kondisi perekonomian Moh Alimin (40) warga Dusun Sinawah, Desa Kronggen, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah kian terpuruk.Â
Bapak dua anak yang sudah terbiasa menyandarkan kebutuhan hidup dari pekerjaannya sebagai buruh bangunan itu mengaku kelimpungan akibat dampak pagebluk virus corona.
"Sejak saat itu mulai sepi pekerjaan terutama merantau ke luar kota. Saya pun nyaris putus asa karena tak ada pemasukan," kata Mbah Ceper sapaannya itu saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Jumat (19/11/2021).
Berbekal keahlian mengukir sejak remaja, ia lantas mencoba peruntungan hidup dengan banting setir merintis bisnis kecil-kecilan di halaman rumahnya pada Agustus 2020.Â
Ya, Mbah Ceper berupaya menjual aksesori hasil kreasi ukiran tangannya sendiri, di antaranya berupa asbak maupun patung. Medianya dari bonggol kayu jati serta akar bambu yang sebagian ia dapatkan dari sisa-sisa di kawasan hutan perbukitan Kendeng tak jauh dari kampung halamannya.
"Ada juga yang beli dan ada pula dikasih orang," ujar Mbah Ceper.
Usaha kerasnya untuk bisa terus bertahan hidup di tengah gempuran pandemi Covid-19 patut diapresiasi.
Limbah kayu atau bambu yang bagi jamak orang dianggap sudah tak berguna, disulapnya menjadi objek bernilai jual tinggi. Desainnya pun apik dan pastinya memanjakan mata.
Adapun motifnya tergantung pesanan, sementara saat ini mayoritas bercorak binatang dan manusia.
Dengan peralatan ukir seadanya, ia mampu menghasilkan karya berkualitas. Bahkan, peminatnya sampai mancanegara setelah dipasarkan melalui media sosial.
Untuk satu buah asbak akar bambu dibanderol seharga Rp 150 ribu hingga 300 ribu, sementara satu buah patung kayu jati dihargai Rp 300 ribu hingga Rp 1 juta.
"Ada belasan orang dari Hongkong, Taiwan, dan Korea yang telah membeli asbak dan patung. Laku puluhan patung dan asbak. Dihargai Rp 800 ribu hingga Rp 3 juta. Selain di Grobogan, terjual juga di Kalimantan, Jambi, Demak, Kudus, Pati dan Yogyakarta. Alhamdulillah sebulan bisa kantongi Rp 5 juta," pungkas Mbah Ceper.