KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (BNI) kian memperluas dukungan kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di berbagai bidang industri.
Tujuannya, agar mereka mampu meningkatkan kapasitas bisnis hingga menembus pasar ekspor.
Salah satu terkait upaya itu, BNI melirik UMKM pengembang tanaman hias untuk mendapatkan dukungan finansial berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Langkah tersebut merupakan terobosan baru perbankan untuk mendorong peningkatan nilai tambah dan daya saing UMKM sektor tanaman hias di pasar global. Dengan begitu, petani pengembang florikultura turut membantu percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Untuk mendukung upaya itu, BNI bekerja sama dengan salah satu perusahaan eksportir tanaman, CV Minaqu, guna menyalurkan KUR kepada petani florikultura yang berorientasi ekspor.
Kerja sama itu diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan potensi florikultura Indonesia agar semakin dilirik dunia internasional dan menjadi salah satu produk unggulan ekspor.
Untuk diketahui, budidaya florikultura merupakan salah satu bidang usaha yang menjanjikan.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki sebelumnya mengatakan, tanaman hias memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Hal itu dikarenakan 'global market value' atau potensi pasar tanaman hias di dunia mencapai Rp 3.000 triliun, lebih tinggi dibandingkan kopi dan teh, sementara Indonesia baru bisa memenuhi pasar dunia sebesar 0,01 persen.
Indonesia diketahui memiliki berbagai tanaman hias yang sangat khas. Tanaman-tanaman hias khas Indonesia ini ternyata dibutuhkan dan diminati di seluruh negara, seperti Jepang, di Asia, Saudi Arabia dan jazirah Arab lainnya, Inggris, Eropa, maupun di benua Amerika.
Dengan terbukanya akses pasar ekspor, posisi tawar petani tanaman hias diharapkan semakin kuat dan menjadi solusi ekonomi di tengah pandemi saat ini.