YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Aktivitas rumah di Jalan Tegalpanggung, Kota Yogyakarta, terlihat sibuk sejak pagi.
Beberapa orang mulai memasak kue keranjang untuk persiapan perayaan Imlek.
Rumah berpagar biru itu penuh dengan nampan yang terbuat dari bambu, di atasnya kue keranjang yang didinginkan masih berada di dalam loyang kue berbentuk bulat dengan diameter kurang lebih 15 sentimeter.
Terdapat enam pekerja yang sibuk dalam produksi kue keranjang ini, tiga orang bertugas mengeluarkan kue dari loyang.
Sedangkan tiga orang lainnya bertugas mencuci loyang di depan teras yang tidak begitu besar.
Mereka mengejar waktu, mengingat proses memasak kue keranjang bisa memakan waktu 12 jam.
Bahan baku utama berupa ketan dan gula pasir sudah disiapkan, setumpuk karung berisi gula pasir diletakkan di dapur belakang.
Dapur ini terasa panas enam kompor minyak digunakan memasak dalam waktu yang lama.
Kompor minyak dipertahankan demi kestabilan panas yang dibutuhkan.
Pasalnya, saat minyak sudah mulai habis para pekerja bisa bergegas mengisi kembali. Sedangkan jika menggunakan kompor gas saat mengganti tabung cenderung lebih repot.
Usaha pembuatan kue ini sudah dirintis kurang lebih 60 tahun silam, saat ini diteruskan oleh generasi kedua yakni Sulistyowati.
Resep pembuatan kue keranjang diwariskan dari orangtuanya sebagai perintis pertama usaha kue keranjang ini.
Sulistyowati membuat kue keranjang hanya saat menjelang Hari Raya Imlek saja. Pada hari biasa dia mengganti produksinya dengan kue-kue lainnya.
Pesanan dari dalam Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membeludak bahkan pesanan juga sampai ke Lampung.