JAKARTA, KOMPAS.com - Lapangan Futsal Apung “Bela Negara” menjadi tempat favorit warga RW 22 Muara Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, selama tujuh bulan terakhir.
Lapangan itu tidak hanya digunakan untuk futsal, tetapi juga olahraga lainnya seperti senam, voli, bulu tangkis, hingga pencak silat.
Lapangan ini didirikan pada 2024 hasil kerja sama antara Kementerian Pertahanan dan Universitas Pertahanan.
Sebelumnya, ruang bermain anak Muara Angke terbilang sempit. Bocah-bocah setempat biasanya bermain sepak bola di ruas jalan.
Pembangunan fasilitas ini menyusul pendirian rumah apung pada 2023, ketika Prabowo Subianto masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, sebuah plang terpampang tepat di depan pintu masuk Lapangan Apung “Bela Negara”.
Lapangan ini berdiri di atas 1.780 kubus HDPE (High Density Polyethylene) yang menyangga pondasi lapangan berukuran 16x28 meter.
Di atas kubus, terdapat lapisan plat GRC (Glass Reinforced Concrete) setebal 9 milimeter, lalu interlocking tiles berbahan HDPE, dan karpet rumput sintetis sebagai permukaan bermain.
Di sekeliling lapangan, enam lampu berdiri tegak, siap menerangi setiap sudut kala malam menjelang.
Pengelola sekaligus warga RW 22 bernama Dodo mengatakan, Lapangan Apung “Bela Negara” memang terbuka untuk umum. Namun, fasilitas ini tetap mengutamakan warga RW 22.
“Orang luar harus booking dulu. Kalau wilayah RW 22 itu menang sudah ada jadwalnya. Jadi, gantian,” ujar Dodo kepada Kompas.com, Jumat (27/6/2025).
Pengelola memang mematok tarif Rp 50.000 per jam untuk menyewa lapangan. Hal tersebut sesuai dengan mandat dari pihak Universitas Pertahanan.
“Saya apa yang dimandatkan oleh beliau, Unhan. ‘Jangan ada bayar. Kalau ada, perawatan saja’, ‘kira-kira berapa?’, ‘per jam Rp 50.000 untuk perawatan’. Saya turuti,” ungkap Dodo.
Perawatan yang berlangsung setiap hari adalah seperti membeli lem, jaring, hingga rumput sintetis. “Tapi kalau anak-anak, saya kasih Rp 25.000 per jam. Malah diringankan,” ucap dia.