BANDUNG, KOMPAS.com - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menjadi salah satu kontestan dalam ajang Curah Gagasan bakal calon Gubernur Jawa Barat yang digelar oleh PDI Perjuangan di Hotel Horison, Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung, Rabu (25/10/2017).
Dedi memaparkan terkait visinya menjadikan provinsi Jawa Barat berkarakter dan misinya untuk memuliakan masyarakat Jawa Barat.
"Untuk memulainya harus diawali dari tritangtu raja raharja. Ada tiga pemimpin di Jawa Barat yang tidak boleh terpisah. Gubernur, bupati/wali kota, dan kepala desa atau kelurahan adalah satu kesatuan yang utuh, tidak bisa satu sama lain berbeda programnya. Maka dibuat integrasi yang akan melahirkan kebijakan fiskal yang dibuat bersama," kata Dedi.
Dedi menyebutkan, sebagai pemimpin tertinggi dan pemegang anggaran paling besar, Gubernur Jawa Barat harus bijak dalam membagi anggaran kepada daerah-daerah di bawahnya sesuai dengan kebutuhan.
Baca juga: Kata Dedi Mulyadi soal Masalah Sekolah hingga Tradisi Kawin Muda
"Kalau kabupaten kota mengajukan tidak berdasarkan data kebutuhan publiknya, maka gubernur bisa menghentikan rekomendasi," ujarnya.
Gubernur, kata dia, harus membuat anggaran yang akan dibagikan ke daerah di bawahnya menjadi dua kebijakan.
"Yang pertama kebijakan berbasis wilayah yang berdasarkan jumlah penduduk dan luas wilayah sehingga menghasilkan tranparansi yang berkeadilan. Kedua kebijakan berbasis keuntungan dimana provinsi Jawa Barat harus mengintervensi kebutuhan daerah yang dalam waktu cepat harus diselesaikan," katanya.
Dedi menjelaskan, dari kerangka anggaran tersebut akan melahirkan ritme wilayah yang memiliki integrasi kebudayaan.
"Sunda ini memiliki empat karakter kebudayaan yaitu sunda kulon, priangan, masyarakat betawi, dan kaum urban. Semua harus memiliki karakter wilayah yang melahirkan identitas bahasa, makanan, pakaian dan identitas seni," sebutnya.
Baca juga: Dedi Mulyadi: Gara-gara SK Bodong, Golkar Seperti Bukan Partai Modern
Jika kebudayaan masyarakat Jawa Barat sudah terpetakan dan terintegrasi, lanjut Dedi, maka tiap-tiap wilayah di Jawa Barat bisa mengembangkan potensi daerah sesuai dengan karakter masing-masing wilayah.
"Identitas itu melahirkan karakter arsitektur yang menjadi ciri khas tiap kota kabupaten masing-masing. Gerbang kota, arsitektur perkantoran, perumahan yang terintegrasi satu sama lain. Sehingga melihat Jawa Barat ini bukan melihat gedung-gedung yang indah milik orang lain tapi arsitektur yang menjadi khas daerah," bebernya.
Dedi menambahkan, kebudayaan dan kekayaan alam tradisional Jawa Barat pun dapat didorong menjadi potensi wisata yang akan mendatangkan pendapatan untuk masyarakat.
"Ruang-ruang adat harus dibuka,
lanskap harus dibuka, rumah-rumah adat harus ditumbuhkan sekitar
pesisir, sungai-sungai, gunung-gunung, anak-anak dididik pariwisata,
mereka diangkat menjadi tenaga harian lepas pemerintah, digajinya setiap
bulan, makan dari gaji tugas setiap hari merawat alam dan
lingkungannya. Prinsip ini kalau digunakan, Jawa Barat akan menjadi
surganya Indonesia," papar dia. KONTRIBUTOR BANDUNG, PUTRA PRIMA PERDANA