PASURUAN, KOMPAS.com - Udara dingin terasa menusuk tulang saat kami meninggalkan hotel yang terletak di Tosari, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (4/11/2017).
Suhu pagi ini mencapai 13 derajat celsius, maklum saja hotel tempat kami menginap sudah masuk di dataran tinggi Bukit Tengger dengan ketinggian sekitar 1000 mdpl.
Pagi ini kami bergegas bergerak menggunakan jip menuju Bukit Kingkong untuk menyaksikan matahari terbit.
Sejak Bukit Penanjakan ditutup karena renovasi, Bukit Kingkong dan Bukit Cinta menjadi alternatif para pemuja sunrise menyaksikan keindahan matahari terbit di Bromo.
Dua obyek wisata tersebut masih termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Bukit Cinta dan Bukit Kingkong terletak di Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Waktu di jam tangan menunjukkan pukul 03.00 dini hari. Menurut informasi dari sopir yang mengantar, hari ini akan banyak wisatawan yang datang berburu sunrise di Bukit Kingkong karena tepat hari libur.
Setelah sekitar 30 menit berkendara, jip yang kami tumpangi harus jalan merayap. Jalan menuju Bukit Kingkong terlihat padat oleh jip-jip para pengunjung yang datang lebih pagi.
Kami memutuskan untuk turun dan jalan kaki menuju Bukit Kingkong meski jarak masih sekitar 3 kilometer. Di tengah perjalanan kami mengubah tujuan ke Bukit Cinta yang lokasinya lebih dekat dibandingkan Bukit Kingkong.
Tiba Bukit Cinta, lokasi sudah padat oleh pengunjung yang tak sabar menantikan matahari terbit. Pemandangan Gunung Bromo, lautan pasir, Gunung Batok dan Gunung Semeru tersaji di sini.
Pengunjung terlihat tak mensia-siakan kesempatan untuk berfoto bersama dan mengabadikan keindahan panorama alam yang tersaji di depan mata.
Puas menyaksikan keindahan pagi dari Bukit Cinta, rombongan kami melanjutkan perjalanan menuju Gunung Bromo, padang savana, dan pasir berbisik yang tak kalah menarik. KRISTIANTO PURNOMO