GROBOGAN, KOMPAS.com - Masyarakat digemparkan dengan lahirnya bayi sapi betina berkepala dua di Dusun Klaten, Desa Ngaringan, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (17/7/2019).
Bentuk fisik pada bagian kepala yang tak lazim seperti anak sapi pada umumnya ini memancing rasa penasaran warga. Satu per satu warga pun terus berdatangan menyesaki rumah Suyono (50), pemilik bayi sapi langka tersebut.
Bayi sapi jenis simental ini lahir normal dengan ukuran dan bobot tubuh yang tak berbeda jauh dengan lumrahnya bayi sapi. Hanya saja, bentuk fisik pada bagian kepala bayi sapi ini sangat unik. Kepalanya dua berdempetan dan setiap kepala memiliki satu moncong serta sepasang mata. Sementara telinganya dua.
Meski memiliki keanehan pada bagian kepala, namun pada bagian fisik lainnya wajar-wajar saja, seperti kaki berjumlah empat dan memiliki ekor. Bulu sapi berkepala dua ini lebih dominan berwarna coklat seperti induknya.
"Matanya empat, moncongnya dua dan telinga dua. Alhamdulilah bayi sapi lahir sehat. Lahir pagi ini sekitar jam lima," terang Suyono saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Rabu (17/7/2019).
Dijelaskan Suyono, induk bayi sapi berkepala dua ini tercatat telah berumur 9 tahun. Bayi sapi berkepala dua ini adalah anak'an kelima yang semuanya terwujud melalui sistem kawin suntik atau Inseminasi Buatan (IB).
Bayi sapi ini lahir melalui proses persalinan normal di kandang sapi yang berlokasi di belakang rumah Suyono.
Sebelumnya Suyono merasa janggal karena perut sapi betina miliknya itu ketika bunting berukuran besar tak seperti biasanya.
"Hasil kawin suntik pada tahun 2018. Tadi saat persalinan dibantu oleh tetangganya saya, Mbah Sadiman, yang memang biasa membantu persalinan sapi. Awalnya kita kaget kok kepala bayi itu susah keluar, ternyata kepalanya dua. Persalinan lama sekitar dua jam," kata Suyono.
Kelahiran bayi sapi cacat dengan kondisi kesehatan yang stabil ini menjadi anugerah tersendiri bagi Suyono. Suyono pun berharap bayi sapi berkepala dua ini bisa terus terjaga kesehatannya hingga tumbuh menjadi dewasa.
"Biasanya satu jam setelah lahir, sudah bisa berjalan, tapi ini sudah berjam-jam belum bisa berjalan. Ya karena berat di kepalanya. Untuk makan, saya kasih susu dari induknya yang diperas. Kata dokter sehat dan saya berharap bisa tumbuh besar dan normal. Akan saya pelihara dan tidak dijual," tuturnya.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Grobogan, dr Riyanto, menyampaikan, pihaknya sudah mengecek ke lokasi dengan melakukan pengamatan dan membantu perawatan bayi sapi berkepala dua itu. Menurutnya, bayi sapi itu lahir dari indukan sapi berjenis simental peranakan ongole (SimPo) dengan kode strawberry 61566 Q 75.
Riyanto pun menyebut apa yang terjadi ini adalah faktor kelainan genetik.
"Secara ilmiah, sapi berkepala dua ini memiliki pertumbuhan yang tidak sempurna saat proses pembelahan sel. Proses pembelahan selnya itu mungkin pembentukannya kembar. Sehingga yang satu bagian tubuhnya tak sempurna. Seperti kembar siam. Salah satu tidak sempurna jadi menempel. Umumnya, daya tahan tubuh kurang dan memengaruhi umur," ungkap Riyanto. KONTRIBUTOR GROBOGAN, PUTHUT DWI PUTRANTO