KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo meresmikan Bandar
Udara Internasional Yogyakarta (YIA), Jumat (28/8/2020).
Jokowi
mengatakan YIA merupakan bandar udara terbaik di Indonesia dengan pengerjaan
dan desain interior yang bagus.
"Alhamdulillah
pembangunan Bandar Internasional Yogyakarta telah selesai 100 persen. Ini dikerjakan
sangat cepat hanya selama 20 bulan, cepat sekali. Terima kasih PT. Angkasa Pura
I dan PT PP yang telah mengerjakan dengan baik dan membuat YIA menjadi bandara
terbaik di Indonesia saat ini," ujarnya dalam keterangan rilis.
Presiden
Jokowi juga memaklumi kondisi bandara saat ini yang masih belum ramai karena
dampak pandemi. Namun dirinya yakin setelah vaksin tersedia, YIA akan menjadi
bandara paling ramai.
Sementara
itu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, peresmian YIA diharapkan
dapat membantu Tanah Air menarik wisatawan lokal dan mancanegara.
Hal itu sebagai upaya pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.
Dirinya
juga memberikan apresiasi kepada PT Angkasa Pura I yang menyediakan area tenant di Bandara YIA untuk usaha mikro
kecil dan menengah (UMKM) seluas 1.500 meter persegi di dalam terminal yang
dapat menampung 300 UMKM.
Ada pula
area seluas 880 meter persegi di Gedung Penghubung yang dapat mengakomodir 170
UMKM. Area tenant tersebut diberi
nama Pasar Kotagede.
Sebagai
pengganti Bandara Adisutipto, YIA memiliki terminal penumpang seluas 219.000
meter persegi yang dapat melayani 20 juta penumpang per tahun Nilai investasinya
sebesar Rp 10,08 triliun.
Untuk
fasilitas sisi udara, runway bandara
ini memiliki dimensi 3.250 meter x 45 meter dengan nilai PCN 93 F/C/X/T
sehingga dapat melayani pesawat terberat seperti Boeing B-777 dan pesawat terbesar
seperti Airbus A380.
YIA melayani 20 rute domestik dan 2 rute internasional,
yaitu Singapura dan Kuala Lumpur. Ke depan, bandara ini memiliki potensi yang
besar untuk menambah rute domestik ke Manado, Kupang, dan Labuan Bajo.
Untuk
rute internasional, potensi ke depan adalah penambahan rute ke Jeddah, Madinah,
Sydney, Melbourne, Hong Kong dan Bangkok.
Pembangunan
YIA mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai bandara
dengan pengoperasian tercepat.
Waktu
yang berhasil dicatat ialah 16 juta jam kerja tanpa kecelakaan kerja sehingga
mendapat Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident Award) atas prestasi dalam
melaksanakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Guna
mendukung operasional YIA dari sisi layanan navigasi penerbangan, Perum LPPNPI
membangun Gedung ATC Tower, Gedung Administrasi dan Gedung Operasional pada
lahan seluas 15.651 Meter persegi dengan nilai investasi sebesar Rp. 87,1 miliar.
Dalam
aspek keselamatan, desain struktur bandara didesain untuk mitigasi terhadap
gempa, tsunami, likuifaksi, erupsi abu vulkanik dan banjir dengan melibatkan
panel ahli dari Jepang dan Tim Pakar Akademisi UGM, ITB, ITS dan UNDIP.
Selain
itu, bandara ini juga dilengkapi bangunan Crisis Centre.
Untuk
meningkatkan kenyamanan, pelayanan dan memberikan experience kepada pengguna jasa bandar udara, desain terminal
penumpang mengusung konsep kearifan lokal dengan melibatkan 46 seniman lokal
DIY untuk pekerjaan art work.
Turut hadir mendampingi dalam peresmian bandara, Menteri
Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Tohir Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo,
dan Dirut AP 1 Faik Fahmi. (LKW/MM/LA/RK)