BOGOR, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Perumahan Griya Melati, Kelurahan Bubulak, Kota Bogor, Jawa Barat, cukup mengkhawatirkan.
Jumlah warga yang positif Covid-19 di perumahan itu mencapai 46 orang pada Minggu (23/5/2021) pagi.
Minggu sore, Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Bogor kembali melaporkan adanya penambahan kasus. Tercatat 12 warga yang terkonfirmasi positif berdasarkan hasil tes usap PCR.
Dengan penambahan kasus aktif itu, maka total kasus Covid-19 di Perumahan Griya Melati di hari itu mencapai 58 orang.
Penambahan serta penyebaran Covid-19 yang terjadi begitu cepat di perumahan tersebut membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Pemkot Bogor pun mengeluarkan peringatan dengan memberlakukan karantina wilayah atau lockdown di Perumahan Griya Melati.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menginstruksikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor untuk melakukan kajian mendalam terhadap penyebaran kasus Covid-19 yang telah menulari puluhan warga di sana.
Ia mengaku khawatir penularannya yang begitu cepat terjadi di lingkungan perumahan itu berkaitan dengan varian baru virus Corona.
Bima meminta agar warga yang terkonfirmasi positif juga dilakukan tes genome sequencing untuk mengantisipasi adanya varian virus baru dari kasus tersebut.
"Saya minta Dinkes memproses genome sequencing untuk mengindikasikan apakah ada indikasi virus strain baru atau tidak. Ini penting sekali," kata Bima, akhir pekan kemarin.
Bima mengungkapkan, tingginya angka kasus Covid-19 dalam satu komplek perumahan itu menjadi atensi khusus bagi Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor.
Bima mengaku telah berkomunikasi dengan Menteri Kesehatan (Meskes) Budi Gunadi Sadikin terkait kasus Covid-19 di Perumahan Griya Melati.
"Karena penyebarannya cepat dan penularannya banyak, jadi saya kira kita harus lakukan langkah-langkah antisipasi. Saya juga mengontak Pak Menkes agar memberikan atensi khusus untuk mempercepat proses genom sequencing, menganalisis apakah strain baru atau bukan," tutur Bima.
Selain itu, sambung Bima, Pemkot Bogor harus memberlakukan karantina di Perumahan Griya Melati. Hal tersebut dilakukan agar penyebarannya tidak meluas. Seluruh aktivitas warga di perumahan itu dibatasi.
Untuk membantu seluruh kebutuhan logistik dan kebutuhan lainnya, Pemkot Bogor menerjunkan tim dari Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Perindustran dan Perdagangan (Disperindag), dan Perumda Pasar Pakuan,
Koordinasi juga dilakukan dengan kepolisian dan TNI untuk membantu memonitor kondisi dan aktivitas warga di sana.
"Tidak boleh ada aktivitas apapun. Warga yang keluar masuk dibatasi, hanya untuk urusan yang darurat saja," beber Bima.
"Tidak ada aktivitas di sana, semua masih ditutup. Logistik disuplai, makanan bahan pokok, obat, dan lainnya. Jadi warga tidak boleh keluar rumah di sana," tambah Bima.
Diduga terpapar dari seorang warga yang pulang dari luar kota
Satgas Covid-19 Kota Bogor, Jawa Barat, melaporkan pertama kali adanya kasus Covid-19 di Griya Melati pada Sabtu (15/5/2021). Saat itu ada tujuh orang warga yang terkonfirmasi positif.
Satgas kemudian melakukan penelusuran terhadap kontak erat dari warga yang positif tersebut. Hasilnya, jumlah warga yang positif Covid-19 bertambah menjadi 25 orang.
Bima mengatakan, dari hasil penelusuran, diduga terpaparnya warga di sana setelah ada salah satu anggota keluarga di perumahan itu yang terjangkit virus Covid-19 setelah pulang dari luar kota sebelum Lebaran.
Penyebarannya kian masif setelah warga di sana mengikuti kegiatan ibadah di salah satu masjid di lokasi itu.
"Setelah di-tracing, warga lain yang kontak erat kemudian dilakukan treatment swab antigen dan didapati total 25 warga terpapar Covid-19," ungkapnya.
Ia menambahkan, langkah Satgas Covid-19 Kota Bogor selanjutnya dengan melakukan pendataan yang melakukan kontak erat.
"Saya meminta warga untuk isolasi mandiri dan membatasi kegiatan di lingkungan perumahan untuk sterilisasi wilayah," sebutnya.
Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 semakin luas, Bima mewajibkan kepada warganya yang baru pulang dari luar kota untuk dilakukan test swab antigen atau PCR dan segera melaporkan hasilnya kepada RW Siaga Corona di wilayahnya masing-masing.
"Kader RW Siaga di wilayah juga kami instruksikan untuk mendata dan mengirimkan kebutuhan warga yang sedang isolasi mandiri, seperti obat-obatan, vitamin dan logistik lainnya," beber Bima.
"Satgas Covid-19 Kota Bogor juga telah koordinasi dengan TNI dan Polri, kelurahan, dan RW Siaga untuk membantu pemantauan," imbuh dia.
Evakuasi ke pusat isolasi
Bima menyebut, Satgas Covid-19 Kota Bogor mengeluarkan surat perintah Nomor 104/001-Set yang isinya meminta agar seluruh warga yang terkonfirmasi positif dievakuasi ke pusat isolasi di Gedung Pusdiklat BPKP, Ciawi, Bogor.
57 orang dari 58 warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 dievakuasi ke pusat isolasi BPKP Ciawi, Kabupaten Bogor, Minggu (23/5/2021) sore.
Sementara satu pasien terkonfirmasi positif Covid-19 menjalani isolasi di Rumah Sakit Karya Bakti Pertiwi.
Seluruh pasien dijemput di rumah masing-masing menggunakan dua bus Dinas Perhubungan (Dishub) dan dua ambulance serta dikawal petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Kepolisian.
"Jadi, sampai saat ini tercatat ada 58 warga Griya Melati dinyatakan positif. Bertambah dari sebelumnya 46 orang, karena saya minta yang kemarin di tes antigen agar kembali melakukan tes PCR," ujar Bima Arya.
Bima menuturkan, Satgas Covid tengah fokus untuk mengevakuasi semua warga yang sakit untuk dibawa ke pusat isolasi di BPKP Ciawi atau ke rumah sakit.
Sementara yang hasilnya negatif tetap diminta untuk karantina atau tidak kemana-mana.
"Semua nanti di-supply dan dibantu. Griya Melati ini saya nyatakan kejadian luar biasa dan diberlakukan pembatasan aktivitas," tegas Bima.
Pihaknya juga terus memastikan agar jangan sampai klaster Griya Melati menyebar ke pemukiman lain. Sehingga akan memastikan petugas, pengunjung dan lainnya dibatasi secara ketat. Petugas pun dipastikan personilnya tidak berganti-ganti dan memakai APD maksimal.
"Termasuk pendataan kontak erat siapa saja yang sempat datang ke Griya Melati agar tidak menyebar luas," pungkas dia.